Serikat pekerja pun telah mengajukan gugatan balik terhadap Starbucks dengan Tagar #boycottstarbucks pun telah ditonton lebih dari 29 juta kali di Tiktok.
Mereka menyebut gugatan tersebut sebagai upaya untuk merusak serikat pekerja dan melemahkan upaya pengorganisasian mereka.
Dalam pernyataan terpisah, Starbucks menegaskan bahwa pihaknya mengutuk tindakan terorisme, kebencian, dan kekerasan. Selain itu, manajemen kembali menyatakan ketidaksetujuan atas pandangan yang diungkapkan oleh Workers United.
BACA JUGA:Berikut Daftar Produk Lokal Pengganti Produk Israel, Bisa Dijadikan Alternatif Pilihan
Menurut manajemen, seluruh pernyataan dan tindakan Workers United adalah tanggung jawab masing-masing tanpa melibatkan Starbucks secara keseluruhan.
Dalam pernyataan terpisah, Starbucks menegaskan bahwa pihaknya mengutuk tindakan terorisme, kebencian, dan kekerasan.
Selain itu, manajemen kembali menyatakan ketidaksetujuan atas pandangan yang diungkapkan oleh Workers United.
Menurut manajemen, seluruh pernyataan dan tindakan Workers United adalah tanggung jawab masing-masing tanpa melibatkan Starbucks secara keseluruhan.
BACA JUGA:16 Produk Israel Terkenal di Indonesia, Ini yang Paling Laris, Cari Tau Apa Saja?
"Starbucks kembali menyampaikan simpati terdalam kami kepada mereka yang terbunuh, terluka, terlantar, dan terkena dampak dari aksi teror yang keji dan tidak dapat diterima.
Meningkatnya kekerasan dan kebencian terhadap orang-orang tak berdosa di Israel dan Gaza" tulis Starbucks dalam pernyataan resminya pada Oktober 2023 lalu.
"Sebagai penegasan, kami dengan tegas mengutuk tindakan terorisme, kebencian, dan kekerasan ini, dan tidak setuju dengan pernyataan dan pandangan yang diungkapkan oleh Workers United dan para anggotanya," tulis manajemen Starbucks.
BACA JUGA:Bukan Hanya Makanan dan Minuman, Produk Teknologi Israel Juga Ikut di Boikot Dunia, Ini Daftarnya
Perlu diketahui, pada 2014, Starbucks pernah secara resmi mengklarifikasi tudingan dukungan mereka terhadap Israel.
Mereka menyatakan tidak mendukung gerakan politik atau agama tertentu. Starbucks menyebut sebagai perusahaan maupun individu di dalamanya termasuk Mantan CEO Howard Schultz tidak memberi dukungan dana bagi Israel.
Diketahui, Howard telah mengundurkan diri pada September lalu.