Maksud dari mandi Balimau itu adalah membersihkan diri sebelum masuk bulan suci Ramadhan, atau menjelang hari Raya Aidul Fitri dan Hari Haji (10 Dzul Hijjah) yang dilakukan setiap tahun.
BACA JUGA:Mengenal Budaya dan Tradisi Malam 1 Suro, Ini Perbedaannya dengan 1 Muharram
Mandi Balimau tersebut hampir sama seperti zaman modern sekarang, yaitu mandi pakai shampo atau keramas rambut. Karena Ramadan adalah bulan beribadah, bagi kaum ibu tempo dulu mandi Balimau itu sudah seperti satu kewajiban setiap tahun.
Adapun bahan-bahan ramuan untuk mandi Balimau itu terdiri atas tumbuhan alam, seperti buah jeruk purut, batang serei wangi, batang kabelu, jeruk nipis, rumput wangi, bunga cempaga atau beungong jeumpa, bunga seulanga, dan lain-lain bunga yang wangi lazim disebut bunga rampai.
Setelah semua bahan tersebut dicencang kecil-kecil, ditaruh dalam timba atau baskom dan diisi air. Buah jeruk purut dan jeruk nipis diiris-iris (dipotong), kemudian diremas agar asinya keluar. Setelah diaduk sampai merata dan air tersebut sudah berbau harum atau wangi, maka limau tersebut sudah jadi.
Tempo dulu limau tersebut meramunya dikerjakan malam hari, dan malam itu juga ditaruh airnya, besok pagi baru dipakai, satu malam merendam bahan ramuan adalah untuk wanginya menyatu dengan air.
Mandi Balimau ini tempo dulu juga dilakukan bagi pengantin perempuan (Nak Daro). Gunanya mandi Balimau tersebut agar pengantin tersebut badannya menjadi harum.
Satu bulan sebelum acara peresmian perkawinan, Anak Daro (si gadis) diberikan minum pengharum nafas, yaitu para orang tua memberi anak daro minum air ramuan yang terdiri dari air daun sirih dan serai direbus sebagai air minum, gunanya agar nafas Anak Daro tersebut harum dan segar baunya.
4. Tabuik
Tradisi yang satu ini tidak asing lagi di masyarakat Indonesia, yang dilakukan setiap tanggal 10 Muharram di Kota Pariaman.
Tabuik sendiri merupakan istilah untuk mengusung jenazah yang dibawa selama prosesi upacara, kemudian dilepaskan ke laut. Dalam tradisi tersebut berlangsung masyarakat menampilkan Pertempuran Karbala, serta memainkan alat musik drum tassa dan dhoi.
BACA JUGA:Zainal Songket Angkat Tradisi Munggah Pada Acara Pernikahan Puterinya
5. Turun Mandi
Upacara Turun Mandi adalah salah satu upacara tradisional masyarakat Minangkabau yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas lahirnya seorang anak ke dunia, sekaligus memperkanalkan sang bayi kepada masyarakat.
Upacara Turun Mandi ini digelar di sungai (Batang Aia), dengan prosesi arak-arakan. Upacara ini sendiri hanya bisa dilaksanakan di Batang Aia atau sungai.