Kemana Kelakar Betok Palembang?

Selasa 16-05-2023,13:17 WIB
Reporter : Henny Efendi
Editor : Admin

Dengan demikian, kita juga dapat menarik benang merah bahwa Manfaat mempopulerkan budaya pantun juga data membuka kesempatan karir untuk kita, pantun dapat dijadikan salah satu modal untuk menjalani profesi sebagai  pembawa acara (MC), penyiar radio, menjadi komedian, stand up komedian.

Bahkan banyak stand up kmedian terkemuka di Indonesia saat ini juga menjadikan Pantun sebagai senjata andalannya.

Apakah patun Palembang masih sepopuler itu bagi masyarakat Palembang? Disadari atau tidak Pantun Palembang saat ini masih kurang populer di daerah sendiri.

BACA JUGA:Keren, UBD Berhasil Meraih Predikat Badan Usaha Layanan Publik Terbaik 2 dari Gubernur Sumsel

Salah satu indikatornya tidak semua acara di selipkan Pantun sebagai identitas asli Palembang. Nama Pantun Palembang masih kurang di kenal di bandingkan Pempek dan Jembatan Ampera.

Secara nasional, Ketika orang menyebut nama Paembang lagsung akan terfikir, teringat, tercetus kata Pempek dan Ampera. Sangat jarang sekali orang akan menyebutkan kata pantun Palembang. Oleh karena itu tidaklah salah jika kita nyatakan bahwa Patun Palembang perlu dilestarikan, dibudayakan dan juga dipopulerkan.

Melestarikan tugas siapa? Tugas kita bersama. Kita warga Palembang, warga Sumatera Selatan yang telah diwarisi budaya pantun berhak dan berkewajiban untuk melestarikan budaya yang menjadi milik kita bersama ini.

Ini bukanlah tugas yang mudah untuk dilaksanakan, tetapi juga bisa menjadi ringan dilakukan, karena melestarikan seni budaya berarti kita juga beresempatan lebih untuk menikmati seni dan budaya tersebut dan juga dapat berkontribusi mewariskan kembali pantun ke anak cucu kita nantinya. Yakinlah, dengan mempertahankan tradisi dan budaya kita akan mendapatkan manfaat yang luar biasa.

BACA JUGA:Kembali Bikin Bangga, Mahasiswa UBD Raih Juara 2 Pilmapres LLDikti Wilayah II

Untuk itu, kita sebagai warga Asli Smatera Selatan dapat melakukan upaya upaya melestarian budaya pantun, mempopulerkan kembali budaya pantun Palembang dengan cara menggunakan pantun ada saat opening dan closing acara acara baik acara resmi maupun acara tidak resmi, acara besar maupun acara kecil sebagai ciri khas budaya melayu Palembang dan juga melakukan upaya membudayakan kembali membuat dan membaca pantun.

Sebagai salah satu upaya membudayakan pantun, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) membuka kesempatan bagi kita untuk berperan serta dalam pemecahan Rekor Muri terbanyak sejumlah 2023. Partisipasi ini dapat diikuti dengan membuat 5 pantun perorang dan di kirimkan melalui link https://bit.ly/3M3KJMN kesempatan ini ditutup pada 5 Juni 2023. (Ferry Kurniawan/Dosen Fakultas Sosial Humaniora Universitas Bina Darma)

Kategori :