Jalur tikus lainnya adalah memanfaatkan Muara Sungai Pengabuan di Kuala Tungkal. Untuk Kabupaten Tanjung Timur memanfaatkan Jalur Sungai Batanghari.
3.Wilayah Provinsi Riau
Di Provinsi Riau ada tiga daerah yang terkenal dengan pintu masuknya pakaian bekas. Daerah itu, adalah Kabupaten dan Kota Dumai, Kota Rengat (Kabupaten Indragiri Hulu) dan Kota Tambilahan (Kabupaten Indragiri Hilir).
BACA JUGA:TQH Tingkat Sumsel 2023, Lahat Targetkan Juara Umum, Lakukan Pemusatan Pelatihan Khafilah
Ketiga daerah merupakan syurga bagi pedagang pakaian bekas. Sama halnya dengan Jambi, pakaian bekas yang masuk ke sana hanya sebagian kecil saja yang impor langsung dari luar negeri.
Pedagang justru membeli pakaian bekas itu dari Batam, Tanjung Pinang dan Karimun.
Kendati demikian, tetap saja ada para penyelundup yang memasok ke daerah itu. Mereka memanfaatkan, jalur-jalur Sungai untuk memasukkan pakaian bekas selundupan.
Di Kota Tembilan banyak sekali berjejer took-toko yang menjual pakaian bekas mulai dari baju, celana, jaket, sepatu hingga pakaian dalam.
Selain pakaian, banyak juga took-toko yang menjual barang bekas dari luar negeri, seperti karpet, kasur, spring bed, meja, kursi, topi hingga barang-barang elektronik.
Banyak sekali pelabuhan-pelabuhan kecil di Provinsi Riau yang tidak berada di bawah pengawasan bea cukai. Ini dimanfaatkan sedemikian rupa oleh penyelundup.
Sementara itu, importir resmi pakaian bekas di Provinsi Riau kerap memanfaatkan pelabuhan Dumai sebagai pintu masuknya barang.
Pelabuhan Dumai merupakan salah satu penopang ekonomi Provinsi Riau. Aktivitas ekspor dan impor di pelabuhan ini sangat sibuk. Di sana juga terdapat kawasan industri Dumai, Lubuk Gaung.
BACA JUGA:MMKSI Pamerkan Mitsubishi XFC Concept di Palembang Hingga Besok 18 Maret
Merangkum dari situs Pelindo.co, Pelabuhan Dumai mampu melakukan bongkar muat crude palm oil (CPO) sebesar 400 ribu ton per bulan.