Belajar dari 3 Kegagalan Pendiri Tanah Mas, Cokro Anton

Minggu 08-01-2023,10:54 WIB
Reporter : Asif Ardiansyah
Editor : Admin

Kirpahnya, Cokro mulai terjun ke bisnis properti saat masih berusia 23 tahun. Tepatnya di tahun 2007 dengan mendirikan CV Bintang Bangun Persada. Hingga saat ini, Cokro sudah membangun lebih dari 400 rumah  di wilayah Sumatrra Selatan.  

“Rumah-rumah yang saya bangun tersebut,  selain membangun  Tanah Mas Residence, saya jugo membangun perumahan  di KM 7 yaitu  Cemara Hijau Residence, Mayor Ruslan Residence, Town House di Bukit,” katanya.

Sukses mengembangkan beragam model dan tipe rumah. Mulai dari rumah minimalis hingga rumah kategori menengah. Ukuran rumah yang dibangun mulai dari tipe 36 hingga 105, dengan harga jual berkisar Rp 150 juta – Rp 900 juta.

Dengan mempekerjakan 100 karyawan tetap serta puluhan tenaga lepas atau freelance, Cokro bisa membangun sedikitnya 50 rumah dalam setahun.

BACA JUGA:Soal Kecelakaan Rp25 Miliar, BRI Yakinkan Uang Nasabah Aman

Awalnya, Cokro masih sangat awam dengan bisnis properti. Terlebih, latar belakang pendidikannya bukan arsitektur atau sejenisnya. Ia hanya menempuh pendidikan sarjana ekonomi di STIE Musi, Palembang pada tahun 2006 lalu.

Perkenalannya dengan dunia properti di mulai tahun 2005, saat Cokro masih menjalani bisnis batubata.

Saat itulah, ia melihat peluang yang besar di bidang properti. Seiring berjalannya waktu, keinginan Cokro masuk bisnis properti semakin kuat.

BACA JUGA: Afat Lahir dan Besar di Baturaja, Hijrah ke Palembang jadi Pegawai Diler

Ia mulai merealisasikan keinginan merambah bisnis properti di tahun 2007.
Awalnya, Cokro masih bermitra dengan perusahaan properti lainnya di Palembang.

Dua tahun berselang atau tepatnya tahun 2009, ia memutuskan untuk menggarap bisnis properti secara mandiri.

“Modal saya nekat dan berani,” tegas dia. Pilihannya tidak salah. Terbukti, sejak terjun sendiri, bisnis propertinya kian berkembang.   

Cokro Anton Wibowo telah merintis bisnis sejak masih mahasiswa. Bermodal uang tabungan senilai Rp 50 juta, ia mendirikan usaha pabrik batu bata.

BACA JUGA:7 Potensi Ekonomi Digital, Kontribusi Pertumbuhan 14 Persen

Setelah sukses, naluri bisnis kembali mendorongnya untuk terjun ke bisnis properti. Cokro Anton Wibowo mulai terjun ke dunia bisnis sejak duduk di semester 6 di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Musi, Palembang.

Ia mengawali bisnis properti sebagai produsen batubata. Ia merintis usaha batu bata dalam skala kecil-kecilan di tahun 2005.

Kategori :