Disebabkan dari token FTT yang terus mengalami anjlok, imbas dari penarikan yang massif dapat membuat FTX diambang kebangkrutan.
Binance memang secara menyeluruh telah mengakuisisi FTX, tapi mereka menandatangani letter of intent (LOI).LOI sifatnya tidak mengikat.
Jadi Binance bisa menarik diri dari kesepakatan ini kapan saja. Ini yang menambah keraguan investor ditambah dengan kondisi pasar kripto saat ini.
"Akhirnya, harga kripto tenggelam, melonjak dan kemudian tenggelam lagi," ungkapnya.
BACA JUGA:Inilah Sosok Dibalik Hadirnya CGV Indonesia
Afid menambahkan, bank run yang telah terjadi di FTX saat ini dan juga kasus Terra Luna semakin menambah ketakutan investor tentang industr aset kripto umumnya.
Tren penurunan ini juga alhirnya menyebabkan pasar cap kripto kembali di bawah US$ 1 triliun dan juga volume perdagangan menjadi turun lebih dari 10% di beberapa exchange.
Dari segi analisa teknis, pungkas Afid, harga Bitcoin jatuh lumayan jauh di bawah US$ 20 ribu sebagai level pendukung utama selama akhir dua minggu. Bitcoin bahkan terus turun di bawah US$ 19 ribu pertama kali semenjak pertengahan bulan September.
Akhirnya Penurunan ini masih akan retest menuju level pendukung terkuatnya di harga US$ 17.581. Dan juga Altcoin lainnya seperti FTT,
BACA JUGA:UMP Bakal Naik di 2023, Lebih Tinggi Dibanding Tahun Ini
Solana (SOL), dan BNB menjadi aset kripto memiliki kinerja yang buruk dan bisa masuk ke fase bearish yang lebih dalam pada minggu ini.
Tiga altcoin itu masih memiliki hubungan dengan spekulasi aksi korporasi Binance, FTX, dan Alameda Research yang mungkin harus membuang sebagian kepemilikannya untuk upaya meningkatkan likuiditas.
Sepertinya Investor masih akan terus wait and see atau bahkan bisa menjauh dari pasar kripto disebabkan sentimen negatif masih menghantui, apa lagi masih ada hasil pemilu di Amerika Serikat yang belum keluar dan pada hari Kamis 10 November 2022 akan ada keluar data inflasi US di Oktober.