Perbankan Perlu Lebih Agile Hadapi Tantangan dan Peluang Ekonomi Masa Depan
Ketua Bidang Organisasi Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS) Hery Gunardi dalam acara Welcoming Dinner PERBANAS CFO FORUM II – 2024 di Bali pada Kamis 1 Agustus 2024. --
"Peningkatan cost of fund berpotensi berdampak pada net interest margin perbankan yang menyempit,"katanya.
Ekonomi Hijau dan Berkelanjutan
Hery lanjut menjelaskan, di sisi lain transisi menuju pembangunan yang lebih hijau dan berkelanjutan semakin mendesak dan meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini.
BACA JUGA:Wujudkan Komitmen Perkuat Ekosistem Halal Indonesia, BSI Gelar International Expo 2024
BACA JUGA:BSI Perkenalkan Pembayaran Digital Inovatif di UBD
Hal ini turut mendorong industri perbankan untuk memberikan pembiayaan yang selaras dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.
Perumusan Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pembiayaan hijau.
Panduan tersebut, kata Hery, membantu perbankan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang tergolong berkelanjutan untuk didanai.
Tujuannya mendorong peningkatan pembiayaan yang hijau dan berkelanjutan.
BACA JUGA:459 Cabang BSI di Seluruh Indonesia Layani Weekend Banking Sepanjang Februari 2024
BACA JUGA:Laba Tumbuh 33 Persen, BSI Berhasil Cetak Kinerja Impresif hingga Kuartal IV 2023
"Sebagai penggerak utama intermediasi keuangan di Indonesia, perbankan memiliki peranan penting dalam transformasi pembangunan yang lebih berkelanjutan,"kata dia.
"Keseriusan perbankan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan ditandai dengan pertumbuhan portofolio kredit berkelanjutan dan pengembangan produk-produk keuangan berkelanjutan,"tuturnya.
Dalam hal ini, perbankan turut aktif menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam operasionalnya.
Yaitu dengan menunjukkan komitmen terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Sumber: