Dul Kancil, Kombinasi Teater Bangsawan dan Modern dengan Dongeng

Dul Kancil, Kombinasi Teater Bangsawan dan Modern dengan Dongeng

Salah satu adegan pementasan Dul Kancil yang merupakan kolaborasi teater bangsawan dan modern dengan dongeng.-dok ubd-

BACA JUGA:Luncurkan Buku, Dosen UBD Gandeng Profesor dari Dublin dan Malaysia

"Pentas teater ini digelar setiap tahun. Diselenggarakan mahasiswa untuk memenuhi capaian perkuliahan di program studi," ujar Hastari.

Bukan hanya itu, tambah Hastari, pementasan teater merupakan karya mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia.

"Pentas ini karya mahasiswa, terutama menghasilkan keterampilan dalam bidang bahasa dan sastra. Khususnya seni pertunjukan teater," ungkapnya.

Pertunjukan ini mengolaborasikan drama tradisi bangsawan dan dongeng/fabel dengan teater modern.

BACA JUGA:UBD Lakukan Penandatanganan MoA dengan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Menyoroti fenomena kleptomania dalam psikologi masyarakat akibat krisis ekonomi.

Pesan moralnya agar generasi muda, khususnya pelajar dan mahasiswa dapat terhindar dari perilaku tidak terpuji seperti mengambil hak orang lain, mencuri uang/harta dan aset negara  atau perusahaan tempatnya bekerja/berkarier kelak setelah lulus studi.

Dalam pentas ini, mahasiswa  mengombinasikan perpaduan naskah drama modern, cerita rakyat lisan berupa dongeng, dan teater bangsawan.

Terdapat kemiripan karakter tokoh lakon ini dengan dongeng si kancil yang populer di tengah masyarakat.

BACA JUGA:Nadhira Puteri Utamy, Mahasiswa UBD Sabet 2 Kategori Juara Nasional

Dongeng merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh).

Dalam pertunjukan ini, dongeng yang dipilih berupa fabel (cerita kehidupan para binatang yang bertingkah laku seperti manusia).

Dekonstruksi fabel menjadi sebuah teguran alternatif lakon ini menyajikan tentang kehidupan manusia yang bertingkah laku seperti binatang. Termasuk dalam rias tokoh lakon ini.

Sementara, konsep teater bangsawan diangkat dari seni pertunjukan melayu yang tidak berangkat dari syair Hikayat Abdul Muluk.

Sumber: