Dibantu Kilang Pertamina Plaju, 24 Perajin Tempe Plaju Terapkan Produksi Pangan Higienis di Palembang

Dibantu Kilang Pertamina Plaju, 24 Perajin Tempe Plaju Terapkan Produksi Pangan Higienis di Palembang

Salah satu perajin tempe yang rumahnya beralamat di Jalan Asia Kelurahan Plaju Ulu, Joko Pitoyo yang menerapkan produksi olahan tempe bersih di rumahnya masing-masing dengan dukungan Kilang Pertamina Plaju.--

 

“Apalagi energi terbarukan dari sinar matahari ini dimanfaatkan untuk menggerakkan pengelolaan limbah tempe yang awalnya mencemari lingkungan,” tutur Hendri.

 

Tekad kuat Kilang Pertamina Plaju sebagai perusahaan pengolahan migas dan petrokimia di Kota Palembang itu dalam membina perajin tempe agar semakin melek proses bersih, didasari oleh komitmen pada aspek keberlanjutan yang sejalan dengan aspek Environmental, Social & Governance (ESG).

 

BACA JUGA:Kilang Pertamina Plaju Prioritaskan Aspek Keselamatan di Lingkungan Kerja

“Perusahaan memiliki Kebijakan TJSL yang langsung ditandatangani General Manager (GM) sebagai pijakan utama dalam melaksanakan pilar-pilar keberlanjutan yang dimaksud,”kata Area Manager Communication, Relations dan CSR Kilang Pertamina Plaju, Siti Rachmi Indahsari.

 

“Pertamina memegang teguh komitmen untuk menjaga prospek bisnis yang berkelanjutan dengan memprioritaskan keseimbangan dan kelestarian alam, perlindungan terhadap lingkungan hidup serta kontribusinya terhadap terwujudnya kemandirian masyarakat,” ujarnya.

 

Bak batu yang terus menerus ditetesi air sehingga semakin lunak, upaya perusahaan dalam memberdayakan perajin tempe itu mulai nampak.

 

Para perajin yang tergabung dalam Paguyuban Perajin Tempe Plaju Bersinar telah memiliki kecakapan dalam mengelola lingkungan dengan lebih bertanggung jawab.

 

BACA JUGA:Pekerja Kilang Pertamina Plaju Donorkan 300 Kantong Darah, Wujud Kepedulian pada Kemanusiaan

Alih-alih sebatas mengolah tempe, para perajin mulai sadar akan posisinya sebagai bagian dari planet bumi yang juga harus mengolah keberlanjutan.

 

“Masalah pembuangan limbah tempe yang bau dan membuat selokan mampet sudah sudah kita atasi bersama,” begitu pengakuan Muhammad Taufik, Ketua Paguyuban.

 

Setiap sore kira-kira selepas menunaikan ibadah salat ashar, Taufik meneteskan beberapa mililiter (mL) Eco-Enzym ke inlet IPAL tempe komunal di dekat rumahnya.

 

Cairan ‘ajaib’ eco-enzym itu diproduksi oleh Chairul Bahri, warga Kelurahan Talangbubuk, Kecamatan Plaju, berkat kreativitasnya dalam meracik inovasi.

 

BACA JUGA:Kilang Pertamina Plaju Ekspor 2,13 Juta Barel Produk Unggulan

Terobosan pria yang akrab disapa Elonk itu dimulai sejak awal pertengahan 2021, bermula dari melimpahnya buah belimbing wuluh yang ditanam di sekitar  rumahnya.

 

Dari sini, timbul inisiatif  Elonk untuk memanfaatkan buah belimbing wuluh tersebut yang tak hanya untuk masakan tetapi juga bisa dijadikan nilai tambah.

 

Dengan memanfaatkan pengetahuan kimia yang dimilikinya, serta literatur ilmiah dan pelatihan eco-enzym yang difasilitasi oleh Kilang Pertamina Plaju, menjadi landasan yang kuat bagi Elonk memutuskan mencoba membuat enzym belimbing wuluh tersebut.

 

Beberapa tetes Eco-Enzym itu, mampu mengurangi aroma kurang enak yang sesekali masih menyeruak.

 

 BACA JUGA:Beberes Sungai Musi, Kilang Pertamina Plaju dan Masyarakat Kumpulkan 3 Ton Sampah

Sumber: