Wujudkan Pertumbuhan Berkelanjutan, Perbankan Syariah Perkuat Implementasi GRC Terintegrasi

Wujudkan Pertumbuhan Berkelanjutan, Perbankan Syariah Perkuat Implementasi GRC Terintegrasi

Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Hery Gunardi di acara Seminar Nasional Asbisindo yang mengangkat tema ‘Implementasi Governance, Risk and Compliance (GRC) Terintegrasi pada Perbankan Syariah di Era 4.0’.--

JAKARTA, RADARPALEMBANG.COM - Perbankan syariah perlu memperkuat implementasi governance, risk, and compliance (GRC) terintegrasi dalam merealisasikan pertumbuhan berkelanjutan, yang sesuai dengan kebijakan dan regulasi yang berlaku. 

Pasalnya, penerapan GRC terintegrasi dapat mensinergikan aspek governance structure, risk management dan compliance, serta environment dan social. 

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Hery Gunardi di acara Seminar Nasional Asbisindo yang mengangkat tema ‘Implementasi Governance, Risk and Compliance (GRC) Terintegrasi pada Perbankan Syariah di Era 4.0’.

"Asbisindo sebagai wadah perkumpulan bank-bank syariah di Indonesia berkomitmen untuk terus membina dan mengembangkan bank syariah agar dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat,"kata Hery yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).

BACA JUGA:BSI Perkuat Islamic Ecosystem di Sumsel, Ini Langkah Terbarunya

"Oleh karenanya, Asbisindo juga senantiasa menjadi mitra utama bagi pemerintah dan regulator dalam upaya pengembangan industri perbankan syariah di Tanah Air,"ujar Hery.

Dia melanjutkan, penguatan penerapan GRC terintegrasi sangat penting mengingat potensi pertumbuhan perbankan syariah di Tanah Air sangat besar. 

Bahkan pertumbuhan bisnis perbankan syariah di Indonesia masih terus melampaui industri perbankan nasional saat ini. 

Baik dari sisi aset, pembiayaan, maupun dana pihak ketiga (DPK) yang ketiganya tumbuh double digit. 

BACA JUGA:BSI Raih Apresiasi Indonesia Awards 2023, Bangun Ekonomi Desa di 10 Provinsi

Aset perbankan syariah nasional pada posisi Mei 2023 tumbuh 15,52 persen secara tahunan / year on year (YoY). 

Adapun pembiayaan tumbuh 19,27 persen YoY. Sedangkan DPK menanjak sekitar 15,02 persen YoY. 

Sementara itu pada periode yang sama, aset perbankan nasional tumbuh 6,96 persen, pembiayaan 9,39 persen, dan DPK 6,55 persen.

Hery menilai, tingkat pertumbuhan tersebut merupakan indikator yang menunjukan masih besarnya potensi industri perbankan syariah nasional. 

Sumber: