Salah Satu Bupati di Sumsel akan Terima Tanda Kehormatan dari Presiden, Cek Prestasi di Sini
Bupati OKI H Iskandar dalam suatu kegiatan dengan anak-anak.-dok kominfo oki-
KAYUAGUNG, RADARPALEMBANG.COM -Salah satu pemimpin daerah, bupati di Sumsel, akan meraih tanda kehormatan dari Presiden RI.
Tanda Kehormatan Satyalencana Wira Karya (SWK) dari Presiden Joko Widodo, merupakan tanda jasa yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia kepada para warga negara yang dinilai telah memberikan darma bakti besar, kepada negara dan bangsa Indonesia.
Sehingga dapat menjadi teladan bagi orang lain, khususnya dalam meningkatkan pembangunan keluarga berencana serta inovasi-inovasi percepatan penurunan stunting.
Seperti rrevelensi stunting di Kabupaten Ogan Komering Ilir turun signifikan pada tahun 2022 lalu dari 32,2 persen pada tahun 2021 menjadi 15,1 persen di tahun 2022 atau menurun sebanyak 17,1 persen.
BACA JUGA:Kejari OKI Dampingi Dinas Perdagangan Revitalisasi Pasar Rakyat
Atas upaya signifikan tersebut Bupati Ogan Komering Ilir H Iskandar, berpeluang mendapatkan Tanda Kehormatan Satyalencana Wira Karya (SWK) dari Presiden Joko Widodo.
“Kami melakukan verifikasi dan validasi terhadap usulan pemberian Tanda Kehormatan Satyalencana Wira Karya (SWK) bagi Bupati OKI, setelah melalui berbagai tahapan panjang mulai dari kelengkapan administratif bahkan melalui proses klarifikasi olen Badan Intelejen Negara (BIN), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Kejaksaan Agung,” ujar Gian Martika Kuswandi, Tim Verifikator Sekretariat Militer Presiden di Kayuagung, Senin, 19 Juni 2023.
“Hari ini merupakan tahapan kelima dan artinya ketika kami datang ke sini Pak Bupatinya, sudah clean and clear,” tambah Gian mengingatkan bahwa tanda kehormatan SWK akan diserahkan langsung oleh Presiden pada Juli mendatang di Banyuasin.
Pada paparannya Bupati OKI H Iskandar, mengatakan penurunan stunting signifikan di Ogan Komering Ilir berkat upaya konvergensi seluruh stakeholder.
BACA JUGA:Perahu Desa Tingkatkan Derajat Kesehatan, Satu Perawat Satu Desa
“Kita menggerakan seluruh stakeholder dari tingkat desa hingga kabupaten, karena perlu kerja kolektif untuk mengintervensi angka stunting,” ujar Iskandar.
Bupati dua periode ini mengatakan, di awal kepemimpinan angka stunting di OKI merupakan tertinggi di Sumsel. “Pernah di angka 36 persen pada tahun 2016, artinya dari 5 kelahiran anak, 3 orangnya stunting,” katanya.
Beberapa penyebab tingginya tingginya angka stunting di Kabupaten OKI kala itu, jelas Iskandar, karena adanya salah pola asuh, ketersediaan air bersih dan sanitasi, serta masih adanya kepercayaan masyarakat kepada mitos.
“Kalau makan ikan katanya nanti anak jadi amis atau cacingan, ini mitos-mitos yang dulu dipercayai masyarkat, padahal ikan memiliki nilai gizi tinggi,’ jelas Iskandar.
Sumber: