Gawat, Singapura Stop Impor Daging Babi, Bagaimana Nasib Peternakan di Palembang?

Gawat, Singapura Stop Impor Daging Babi, Bagaimana Nasib Peternakan di Palembang?

Babi di peternakan. Potensi ekspor babi ternyata cukup lumayan, dan saat ini Singapura menghentikan sementara impor daging babi dari Indonesia.--antaranews.com

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM – Singapura akhirnya resmi menyetop sementara impor babi dari Indonesia karena penyakit demam atau flu babi Afrika (African Swine Fever/ASF). 

Tak hanya impor babi hidup, karena penyakit demam atau flu babi Afrika (African Swine Fever/ASF), Singapura juga berhenti impor bentuk karkas dan daging babinya.

Bentuk karkas dan daging cukup berbeda, kalau karkas merupakan daging yang belum dipisahkan dari tulangnya, sementara daging sudah terpisah dari tulangnya.

Hal ini cukup mengkhawatirkan, mengingat Palembang juga mempunyai peternakan babi, yang jangkauan pasarnya juga ekpsor. 

BACA JUGA:Palembang Waspada Serangan Flu Babi Afrika, Hati-hati Daging Olahan

Diketahui, data yang didapat radarpalembang.com, pelung kirim daging babi memang benar ada, karena pada Juni 2019 lalu, Badan Karantina Pertanian Klas I Palembang melakukan operasi patuh karantina terhadap 8 ton jeroan babi hutan. 

Rencananya, produk senilai Rp240 juta itu akan di-ekspor melalui Pelabuhan Boom Baru Palembang tujuan Vietnam.

Padahal Singapura merupakan negara yang berlangganan impor babi dari Indonesia dengan  total ekspor babi hidup tahun 2022 saja mencapai USD 58,8 juta, dan ekspor babi hidup dari Januari sampai Februari 2023, sebesar USD 11,8 juta.

Kementerian Perdagangan bagian Direktorat Pengembangan Ekspor Nasional berdasarkan informasi dari Atase Perdagangan Singapura, Singapore Food Agency (SFA) memastikan stop sementara kirim daging babi ke Singapura.

BACA JUGA:Konten Makan Kulit Babi, Influencer Lina Lutvia Kesenggol Hukum, Kena Lapor ke Polda Sumsel

"Laporan dari Atdag Singapura, Singapore Food Agency masih melarang untuk sementara impor babi hidup, karkas babi dan daging babi dari Indonesia," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi, Senin 15 Mei 2023.

Sumber: