Siapa Dewi Maco? yang Dipercaya Sebagai Pelindung Nelayan, Dewa Utama Kelenteng Seng Kang Bio Palembang

Siapa Dewi Maco? yang Dipercaya Sebagai Pelindung Nelayan, Dewa Utama Kelenteng Seng Kang Bio Palembang

Siapa Dewi Maco? yang Dipercaya Sebagai Pelindung Nelayan--

BACA JUGA:Catat Berikut Jadwal Sembahyang Hari Raya Tionghoa Tahun 2023

Lin dikenal sebagai orang yang sangat saleh, baik budi, suka menolong dan berderma, sehingga sangat dihormati penduduk Mei Zhou.

Dari istri tercintanya Wang Shi, Lin memiliki 6 anak, 5 perempuan dan 1 lelaki. Keenam anaknya tumbuh menjadi anak-anak yang pintar dan cerdas. Namun anak lelakinya bernama Hong bertubuh sangat lemah dan sakit-sakitan.

Wang Shi, sangat prihatin dan khawatir pada nasib anak lelakinya. Ia dan suaminya Lin, selalu memohon pada Yang Maha Kuasa agar diberi anak lelaki lagi. Namun yang sehat dan kuat sebagai penerus generasi marga Lin.

Suatu hari, Lin dan Wang melakukan sembahyang dan memohon kepada Dewi Kuan Im untuk mengabulkan harapan mereka untuk mendapatkan seorang anak lelaki lagi.

Malam harinya setelah pulang dari klenteng, Wang Shi pun bermimpi didatangi Dewi Kuan Im yang mengatakan bahwa semua amal dan kebajikan pasangan Lin dan Wang pantas mendapat balasan.

Sang Dewi memberi Wang sebuah pil bundar sebesar kelereng dan menyuruh menelannya. Wang Shi pun menelan pil tersebut.

Setelah menelan pil itu Wang Shi pun mengandung. Ia hamil selama 12 bulan Wang Shi pun melahirkan seorang bayi perempuan pada malam tanggal 23 bulan 3 tahun Imlek (960 M).

Lin dan Wang pun heran mengapa mereka diberi anak perempuan, namun Lin dan Wang tetap bersyukur atas ke;ahiran putrinya tersebut.

Ajaibnya anak perempuan tersebut tidak pernah sekali pun menangis karena itu mereka memberi nama anak itu  Mo Niang (Mo artinya diam; Niang artinya perempuan), "Perempuan Pendiam".

Lin Mo Niang tumbuh menjadi anak yang lebih cerdas, bijak dan terampil dibanding anak seusianya. Mo Niang dapat mengingat semua pelajaran walau hanya sekilas membaca.

Pada usia 10 tahun Moniang telah mempelajari semua isi  kitab-kitab suci Buddha hingga di usianya ke 13 tahun dia telah menamatkan semua pelajaran dan menguasai semua ilmu dan keterampilan termasuk bidang agama.

Mo Miang berkembang menjadi remaja yang sangat cerdas, kritis dan suka menolong. Ia pun menjadi sangat dihormati penduduk Mei Zhou dan sekitarnya.

Satu kelebihan lagi Mo Niang sangat menyukai air, dirinya menjadi perenang tak pernah gentar menghadapi dahsyatnya gelombang dan angin badai yang menghantui para pelaut.

Hingga Suatu hari ia (seperti juga gadis remaja lainnya) sedang mematut diri dengan baju baru di depan cermin bersama teman remaja sebaya di sebuah taman di dekat sebuah sumur.

Sumber: