Ternyata Ini Rahasia Dibalik Itikaf, Syariat untuk Membersihkan Hati

Ternyata Ini Rahasia Dibalik Itikaf, Syariat untuk Membersihkan Hati

Ustadz Zainal Abidin Bin Syamsuddin--

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM -  Mengisi 10 malam terakhir di bulan Ramadhan, umat muslim melakukan itikaf di masjid.  

Melalui kanal Youtube Zainal Abidin Official, Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin, salah satu ustads bermanhaj salaf di Indonesia menuturkan itikaf adalah salah satu cara membersihkan hati.

Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin menjelaskan, perjalanan manusia menuju kampung akhirat untuk menghadap Allah, hanya dapat ditempuh dengan hati.

Makin kuat hati seseorang, makin bersih hati seseorang, makin cepat sampai ke kampung akhirat.

BACA JUGA:Pengertian Zakat Fitrah, Tujuan, Syarat, Niat, Besaran Zakat, dan Golongan yang Berhak Menerimanya

Kadang perjalanan hati menuju akhirat, tertambat dengan berbagai macam kendala atau gangguan.

Diantaranya, berlebihan dalam makan, mendengar dan bergaul dengan manusia.

Maka untuk mencoba membersihkan hati kembali, agar lurus menuju akhirat, perlu ada ibadah yang mengkosentrasikan hati tersebut.

Itu tidak lain adalah itikaf.  Itikaf merupakan satu syariat, untuk mengembalikan hati agar fokus kepada akhirat, fokus kepada Allah.

BACA JUGA:Kapan Malam Lailatul Qadar dan Apa Saja Doa serta Amalannya

Melalui itikaf orang bisa mengendalikan makan, minum, telinga, pembicaraan dan juga mengendalikan cara bersosialisasi, berhubungan dengan manusia.

Itikaf adalah cara yang tepat untuk mengembalikan hati agar fokus kembali kepada akhirat.Terutama itikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.

Rasulullah, tidak pernah meninggalkan itikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan.

Aisyah mengatakan, memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah mengencangkan ikat pinggangnya. Membangunkan keluarganya dan menghidupkan malam-malamnya.

BACA JUGA:Amalan Untuk Meraih Malam Lailatul Qadar bagi Wanita Haid dan Nifas

Dalam bulan ramadhan itu ada malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Yakni Lailatur Qadar.

Siapa yang terhalangi dari kebaikan Lailatul Qadar, maka layak terhalangi dari seluruh kebaikan.  

Untuk meraih kebaikan Lailatul Qadar, maka perlu memperbanyak kiam Lailatur Qadar.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bersabda :  

Sumber: