Kisah Tsa’labah bin Hathib, Zakat yang Ditolak Allah SWT

Oleh: Ustadz Zakiudin Kepala SDIT Alfurqon

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Selain berpuasa, di akhir bulan Ramdhan kita di wajibkan untuk mengeluarkan sebagian harta kita (Zakat Fitrah) dalam rangka mensucikan jiwa dan mensucikan harta kita.

Zakat fitrah hanya dilakukan di bulan Ramadhan dalam artian hanya dilakukan satu tahun sekali dengan ketentuan dan syaratnya yaitu dipenghujung Ramadhan hingga sebelum berakhirnya khutbah idhul fitri.

Dalam salah satu hadits nabi yang diriwayatkan oleh Ad Dailami pahala puasa seorang muslim akan tergantung diantara langit dan bumi, tidak akan Allah angkat hingga dia mengeluarkan zakat fitrahnya.

Siapa saja yang wajib mengeluarkan zakat? Semua umat muslim baik yang baru dilahirkan pada saat bulan Ramadhan atau seorang muslim yang wafat di akhir bulan Ramadhan atau menjelang terbitnya matahari di hari raya idhul fitri.

Zakat yang dikeluarkan pada saat berakhirnya Ramadhan sampai dengan sebelumnya khutbah Iedul Fitri adalah zakat fitrah berupa makanan pokok yang dimakan.

Jika makanan pokonya adalah kurma maka yag dizakat fitrahkan adalah kurma. Jika makanan pokoknya adalah beras atau terigu maka yang dizakatkan adalah makanan pokoknya, karena Islam tidaklah menyulitkan umatnya.

Selain zakat fitrah ada juga zakat yang lain, seperti zakat Maal (zakat harta) yang harus terpenuhi dua syaratnya yaitu sudah terhitung satu tahun dan telah cukup nisabnya.

Pembaca budiman yang dirahmati Allah SWT.

Ada sebuah cerita tentang salah satu sahabat Rasulullah SAW karena ingkar akan janjinya kepada Rasulullah SAW dan mengingkari hukum-hukum Allah, maka hingga akhir hayat zakatnya Allah tolak.

Sahabat tersebut bernama Tsa’labah bin Hathib.

Tsa’labah adalah salah satu orang yang hidup di zaman Rasulullah, yang sering shalat berjamaah dengan Rasulullah SAW.

Setiap hari selepas shalat berjamaah, Tsa’labah selalu meminta Rasulullah untuk mendoakannya agar Allah melapangkan hidupnya dan bisa hidup kaya raya.

Sumber: