Mau Tahu, Apa dan Bagaimana Aktivitas Para Pengusaha Tionghoa Sumsel Saat Imlek? Berikut Penjelasanya

Sukarta, Hendri dan Sukardi, para pengusaha sekaligus tokoh masyarakat Tionghoa Sumsel saat di wawancarai--
PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Tahun baru Imlek atau tahun baru China menjadi saat yang ditunggu oleh masyarakat Tionghoa. Kata "Imlek" bukanlah nama dari perayaan tahun baru Tiongkok yang sebenarnya.
Kata ini diambil dari Bahasa Hokien dan hanya diketahui dan digunakan oleh orang Indonesia.
Di luar, perayaan ini lebih dikenal dengan nama Chinese New Year untuk orang-orang Barat, sedangkan orang Tiongkok menamainya "Guo Nian" atau "Xin Jia" yang artinya lewati bulan atau bulan baru.
Hari raya Imlek telah ada sejak 4.000 tahun lalu. Seiring perkembangan zaman, maka terbentuklah beberapa tradisi yang akhirnya turun menurun dijalani dalam setiap perayaan Imlek oleh masyarakat Tionghoa termasuk tokoh dan para pengusaha tionghoa.
Berikut bincang bincang radar palembang dengan para pengusaha top sekaligus tokoh masyarakat Sumsel.
Sukarta owner beras topi koki yang juga ketua paguyuban ANXI Sumsel mengatakan, biasa jelang Imlek dirinya sembahyang ke kelenteng untuk mengucapkan terimakasih kepada Thien dan para dewa atas rezeki, kesehatan dan keselamatan yang telah diberikan sepanjang tahun 2022.
BACA JUGA
"Pada saat imlek kita juga sembahyang lagi memohon kepada Thien dan para dewa agar sepanjang tahun 2023 kita juga berikan rezeki yang lebih banyak lagi dari tahun sebelumnya, kesehatan dan keselamatan,"kata pria yang akrab disapa Ko Iik ini
Setelah ibadah, sambung Sukarta, baru kumpul kumpul keluarga, bersilaturahmi ke tempat orang tua atau yang dituakan, tetangga dan teman maupun relasi.
"Bersilaturahmi sambil merayakan Imlek," ucapnya.
Sukarta juga mengatakan, perayaan Imlek biasanya ditutup dengan Cap Go Meh atau 15 hari di bulan pertama. "Kita kalau Cap Go Meh biasanya sembahyang di Pulau Kemaro dan kelenteng marga," ucapnya.
Hendri Owner Institut Palcomtech dan Maxone Hotel juga mengungkapkan hal yang sama saat Imlek.
"Jelang Imlek dan saat Imlek biasanya kita perbanyak ibadah mulai dari ucapan terimakasih atas rezeki yang diberikan hingga memohon kepada Thien dan para dewa agar ditahun baru bisa diberi rezeki yanh lebih banyak dan kesehatan,"ucapnya.
Setelah ibadah, sambung Hendri, baru kumpul kumpul sama keluarga bersilatiurahmi ketempat orang tua atau yang dituakan serta ketempat teman teman dan tetangga.
"Kita rayakan tahun baru bersama sama," katanya.
Sukardi atau biasa disapa Ko Abiau pengusaha rumah makan, sepatu dan properti juga mengungkapkan hal yang sama.
"Jelang dan saat Imlek biasanya saya selalu beribadah. Setelah itu baru kumpul kumpul bersama keluarga, orang tua, orang yang dituangkan dan teman untuk bersilaturahmi sekaligus merayakan Imlek,"terang pria yang juga ketua Marga Yap ini. (*)
Sumber: