Bentrok TKA China dengan Pekerja di Morowali Utara, Ada Agenda Provokator Untuk Perusahaan Thiongkok

Bentrok TKA China dengan Pekerja di Morowali Utara,  Ada Agenda Provokator Untuk Perusahaan Thiongkok

Bupati Morut Delis Julkarson Hehi (kiri) bersama Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi (kanan) pada rapat pertemuan beberapa waktu lalu di Kolonodale.---- ANTARA/HO/-MCDD Morut --

Seyognya, negara dan pemerintah jangan cuma hadir ketika melihat pertambangan strategis di Sulteng mendatangkan duit. 

‘’Ketika rakyat terutama pekerja lokal di perusahaan Thiongkok teraniya justrum bungkam. Negara seharus hadir.’’ 

Anggota DPD RI asal Sulteng itu juga mendorong DPR RI meminta penjelasan pemerintahan Presiden Jokowi atas bentrokan yang terjadi antara TKA dengan pekerja lokal di Morowali. 

Tentang Smelter Nikel  Milik Perusahaan Thiongkok 

Smelter Nikel milik PT GNI –perusahaan Thiongkok beroperasi di  kawasan industri Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra). Perusahaan ini diresmikan oleh Presiden Jokow Widodo (Jokowi) pada Pada , Senin, 12 Januari 2021. 

Perusahaan smelter nikel ini, menjadi andalan Jokowi untuk melakukan hilirisasi terhadap nikel.  Jokowi yakin pembangunan Smelter oleh PT Gunbuster Nickel Industri akan memberikan nilai tambah banyak terhadap penambang biji nikel.  

Dengan adanya smelter maka nilai tambah biji nikel bisa mencapai 14 kali lipat jika diolah menjadi fero nikel.  Selanjutnya, jika biji nile itu diolah menjadi filet stainless steelmaka nilai tambah bisa menjadi 19 kali lipat. 

Kehadiran PT GNI ini  di Morowali bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 27.000 orang. Nilai investasi Smelter milik perusahaan Thiongkok itu mencapai Rp 42,9 triliun. 

PT GNI  dalam operasionalnya mengadopsi teknologi Rotary Kiln Electric Furnace dan akan  mengoperasikan 24-line smelter.

Kapasitas produk Smelter PT GNI mencapai 1,8 juta ton fero nikel per tahun. Perusahaan mengolah biji nikel menjadi feronikel dengan kadar 10-12 persen. (*)  

 

Sumber: