Presidensi G20 Indonesia mendapat Pujian dari PM inggris Rishi Sunak

Presidensi G20 Indonesia mendapat Pujian dari PM inggris Rishi Sunak

Perdana Menteri Rishi Sunak pada KTT G20 bali. Rabu, 16 November 2022--

DESPASAR, RADAR PALEMBANG - Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak memberi pujian pada presidensi G20 Indonesia yang mengutamakan pembahasan soal ekonomi dan keuangan global.

Pada pertemuan KTT G20, para anggota G20 membahas mengenai perkuatan pondasi ekonomi dan membantu kelompok yang paling rentan dalam ketersediaan pangan.

Mereka juga membahas mengenai bagaimana cara untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dari rusia.

Dilansir dari Antaranews, Rishi Sunak berterimakasih pada Presiden Jokowidodo untuk mengadakan dan memimpin G20."

BACA JUGA:Jokowi Ajak Xi Jinping Saksikan Uji Coba Kereta Cepat

"Saya berterimakasih pada Presiden Indonesia Joko Widodo untuk perannya dalam mengadakan diskusi dan memimpin G20 pada masa yang sulit ini" jelasnya. Rabu, 16 November 2022.

Dia juga menambahkan "saya rasa Presiden (jokowi) dan timnya layak dapat pujian untuk kepemimpinan yang mereka tunjukkan, terutama beberapa hari belakangan".

Pujian ini dilontarkan karena Rishi Sunak merasa bahwa Presiden Jokowi selama memimpin dapat meletakkan pembahasan yang tepat yakni mengenai keuangan publik pada tempatnya sehingga pembahasannya jelas dan terarah.

Selain dari pembahasan ekonomi, Presidensi G20 Indonesia juga meminta negara-negara yang sedang berkonflik untuk dapat mengatasi perang serta mengutamakan solidaritas.

BACA JUGA:KTT G20 Bali, Toko Souvenir dan Kuliner Laku Keras

Pada akhir dari KTT G20, Indonesia resmi menyerahkan estafet keketuaan G20 pada India. 

Rishi Sunak berharap agar hal positif yang dihasilkan pada Presidensi G20 dapat diteruskan pada india.

Selesaimya kegiatan KTT G20, menghasilkan dokumen G20 Bali Leaders' Declaration yang berjumlah 52 paragraf.

Adapun untuk isi dari deklarasi tersebut yakni memuat kesepakatan anggota G20 dalam menangani krisis pangan dan energi, menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral serta mengadopsi teknologi digital untuk mendorong inovasi.

Sumber: antaranews.com