Pagi Batu

Pagi Batu

 

Julianto ditahan sejak dua pekan lalu akibat tekanan publik. Padahal sudah berbulan-bulan Julianto diadili tanpa ditahan. Dan ia selalu kooperatif.

 

Sheren memang sempat jadi bintang media. Setelah mengadu ke polisi itu dia laris. Diwawancarai banyak stasiun TV. Seandainya saya berhasil menghubungi Sheren sebenarnya ada satu pertanyaan lagi yang ingin saya sampaikan: mengapa saat tampil di TV-TV itu Sheren mengenakan jilbab dan baju syar'i. Padahal dia itu Kristen.

 

Tentu tidak ada larangan orang Kristen mengenakan pakaian syar'i. Saya hanya ingin menganalisis pengaruh media pada opini publik. Terutama pengaruh akibat penampilan simbolis seperti itu. Apalagi Julianto, yang dia adukan, adalah seorang Kristen. Tionghoa.

 

Bisa saja itu supaya ada kesan ini Tionghoa memerkosa wanita berjilbab. Lebih seru. Atau sebenarnya hanya untuk menyamarkan diri. Sayang saya belum bisa menemukan Sheren. Pasti menarik jawaban soal mengapa dia pakai jilbab.

 

Saya terus mencari Sharen. Saya dapatkan foto copy KTP-nyi: Mangunharjo Madiun. Tapi saya belum berhasil mengontak Sheren. Nomor telepon yang saya dapat tidak bisa terhubung. Alamat rumah yang ada di KTP sudah didatangi "petugas Disway". 

 

Kosong.

 

Itu rumah kontrakan. Di dalam sebuah gang. Sederhana sekali. "Sudah setahun pindah. Tanpa ada yang dipamiti," ujar tetangga rumahnyi.

 

Sumber: