Ketiga, USTR (AS) menyoroti kebijakan BI terkait QRIS, GPN, serta pembatasan kepemilikan asing dalam sistem pembayaran.
BACA JUGA:Main Hall BEI Kembali Dibuka, Kenalkan Investasi pada Anak Usia Dini
BACA JUGA:20 Saham Dalam Pemantauan Khusus BEI
Kebijakan BI dinilai minim konsultasi dengan pihak internasional.
Keempat, Pemerintah berupaya meningkatkan impor energi dari AS sebagai bagian dari strategi negosiasi dagang untuk menekan tarif ekspor Indonesia.
Targetnya, dalam laporan BEI, impor LPG dari AS naik menjadi 80 hingga 85 persen, dan impor minyak mentah naik menjadi >40 persen.
Kelima, LG membatalkan investasi rantai pasok baterai kendaraan listrik senilai USD7,7 miliar akibat perubahan lanskap industri global.
BACA JUGA:Hari Ini, Pemegang Saham BBRI Panen Dividen Final Senilai Rp31,4 Triliun
"Keputusan ini dipengaruhi oleh fenomena EV chasm, yaitu perlambatan sementara permintaan kendaraan listrik,"tulis BEI.
Keenam, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 dari 5,1 persen menjadi 4,7 persen akibat tekanan eksternal.
"Penurunan ini dipicu oleh ketegangan perdagangan global dan melemahnya permintaan dunia,"tulis BEI.
Ketujuh, BI mengatakan beberapa bank menghadapi kendala dalam meningkatkan pendanaan.
BACA JUGA:Ini Pemegang Saham KFC di Indonesia, Masuk Daftar Restoran Cepat Saji Pro Israel yang Diboikot
Namun, likuiditas perbankan dinilai masih memadai dengan rasio AL/DPK mencapai 26,22 persen pada Maret 2025.