PALEMBANG, RADARPALEMBANG.ID – Jika secara year on year (y-on-y) di Agustus 2024, Sumsel mengalami inflasi maka berbeda jika dilihat dari data month to month (m-to-m).
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel mencatat tingkat deflasi month to month (m-to-m) Provinsi Sumatera Selatan Bulan Agustus 2024 sebesar 0,19 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,16 persen.
“Secara m-to-m perkembangan harga menunjukkan adanya penurunan indeks dengan tingkat deflasi m-to-m sebesar 0,19 persen,”kata Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, Senin 2 September 2024.
BPS Sumsel mencatat ada 10 komoditas di Sumsel yang memberikan andil atau sumbangan deflasi m-to-m pada Agustus 2024.
BACA JUGA:Sumsel Alami Deflasi di Agustus 2024, BI Sumsel Sebut Terjadi Penurunan Harga 5 Komoditas Utama
BACA JUGA:Sumsel Inflasi 1,8 Persen Secara YoY di Agustus 2024, BPS: Sumbangan Tarif PDAM, Kopi hingga SKM
“Antara lain bawang merah, daging ayam ras, jeruk, telur ayam ras, cabai rawit, tomat, ikan patin, kol putih/kubis, ikan sepat siam, dan wortel,”kata dia.
Selain itu, BPS Sumsel juga mencatat ada 10 komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi m-to-m.
“Antara lain emas perhiasan, kopi bubuk, bensin, pepaya, ketimun, angkutan antar kota, ikan lele, cabai merah, ikan nila, dan angkutan udara,”ungkap dia.
Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Selatan (BI Sumsel) melihat penurunan sejumlah harga komoditas utama yang selama ini penyumbang inflasi menjadi sebab terjadinya deflasi di Agustus 2024.
BACA JUGA:Musim Panen, BI Sumsel Sebut Penyebab Deflasi dan Dorong Turunnya Harga Sembako di Juli 2024
BACA JUGA:Palembang Deflasi Terendah , Mamin dan Tembakau Beri Andil Besar
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada bulan Agustus 2024 mengalami deflasi sebesar 0,19 persen (mtm).
Angka deflasi di Agustus 2024 lalu lebih tinggi rendah dibandingkan deflasi pada bulan Juli 2024 yang sebesar 0,29 persen (mtm).
Secara tahunan, realisasi inflasi Sumsel tercatat menurun menjadi sebesar 1,8 persen (yoy) dari bulan sebelumnya (1,87 persen yoy).