JAKARTA, RADARPALEMBANG.COM - Penerimaan mahasiswa baru Institut Teknologi PLN (ITPLN) tahun akademik 2024/2025 untuk gelombang reguler kembali dibuka.
Pembukaan ini menyusul antusiasme calon peserta didik ITPLN pada gelombang pertama yang membludak.
Calon mahasiswa yang belum berkesempatan pada gelombang pertama, bisa mendaftarkan diri pada gelombang kedua yang dibuka mulai 20 Juli hingga 17 Agustus 2024.
Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN Yusuf Didi Setiarto mengatakan, ITPLN merupakan pilihan kampus yang tepat bagi calon mahasiswa.
BACA JUGA:Sukses Tingkatkan Layanan, CC PLN 123 Borong 14 Penghargaan GCCWA 2024 Asia Pasifik
Kampus ITPLN merupakan salah satu perguruan tinggi swasta terbaik di Indonesia yang menempati peringkat 6 berdasarkan penilaian THE Impact Ranking.
"PLN percaya bahwa ITPLN dapat menjadi wadah bagi calon mahasiswa kreatif dan berkualitas. Karena itu, PLN juga terus mendorong kemajuan serta mempercayakan penyiapan SDM kepada ITPLN," kata Didi.
Ke depan ITPLN juga bertekad menjadi kampus kelas dunia dengan berupaya mewujudkannya melalui sejumlah transformasi dalam sistem pendidikan.
Rektor ITPLN Iwa Garniwa mengungkapkan animo peserta didik baru sangat tinggi, bagi calon mahasiswa yang belum mendaftar pada gelombang pertama berkesempatan melakukan pendaftaran pada gelombang kedua.
BACA JUGA:Jangan Sampai Kehabisan! Tiket Grand Final Proliga 2024 Bisa Dibeli Lewat Aplikasi PLN Mobile
Iwa pun mengajak generasi muda bersama-sama berkembang dan bertumbuh bersama ITPLN.
"Gelombang satu telah ditutup, peserta yang mendaftar membludak, tapi jangan khawatir gelombang dua dibuka hari ini hingga 17 Agustus 2024," ujarnya.
Iwa menyebutkan peserta didik yang mengikuti pembelajaran di ITPLN mendapatkan beberapa benefit menarik seperti berkesempatan untuk direkrut PLN Group bagi 100 lulusan S1 terbaik angkatan 2024, berbagai kesempatan beasiswa, e-mobility ke universitas internasional, tablet gratis untuk digital learning, hingga jaminan magang di PLN Group di seluruh Indonesia.
ITPLN, kata Iwa, juga menerapkan sistem pembelajaran 4-4-2 atau 40 persen teori, 40 persen problem solving, dan 20 persen kuliah industri untuk menghasillkan SDM yang kompeten dan siap bekerja.