OKI, RADARPALEMBANG.COM - Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mengungkapkan penyebab ratusan kerbau di OKI tiba-tiba mati diduga karena terjangkit virus septiceimia epizootica (SE).
Dari keterangan tertulisanya Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan OKI, Dedy Kurniawan, mengatakan penyebab matinya kerbau yang kini mencapai 431 ekor di OKI karena penyakit septiceimia epizootica.
"Setelah dilakukan pengujian laboratorium terhadap dugaan keracunan di Balai Veteriner Lampung, hasilnya negatif.
Tapi berdasarkan pemeriksaan fisik dan klinis menunjukkan gejala penyakit septiceimia epizootica," ujarnya.
BACA JUGA:Seram, Puluhan Kerbau di OKI Tiba-tiba Mati, Diduga Ini Penyebabnya
Adapun sebagai langkah pencegahan pihaknya telah melakukan penguburan terhadap bangkai kerbau, disinfeksi massal terhadap kandang kerbau, pengobatan serentak, dan vaksinasi.
Terkait kematian kerbau pascavaksinasi, ia mengatakan bisa terjadi karena ternak sudah terlebih dahulu terjangkit virus SE, namun tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit.
Meluasnya virus SE ini kemungkinan terjadi karena bangkai ternak kerbau yang terlambat dikubur, pemotongan ternak yang sakit di sekitar lokasi kandang, pemindahan ternak dari daerah tertular ke daerah steril, serta lalu lintas penjualan kerbau yang intens.
Untuk itu kepada para peternak Dedy mengimbau agar tetap memvaksinasi ternak mereka karena tidak ada efek samping pascavaksinasi, serta melakukan tindakan mitigasi supaya penyakit itu tidak menulari ternak lainnya.
BACA JUGA:Ubah Paradigma Peternak di Kabupaten Lahat Sumsel Melalui Program 1 Rumah 1 Pasang Ayam
"Upaya mitigasi di antaranya dengan memaksimalkan kebersihan kandang, menjaga pakan, pemberian multivitamin dan semacamnya untuk meningkatkan data tahan tubuh ternak," kata dia.
Sebelumnya Matinya puluhan kerbau secara tiba-tiba di kabupaten OKI tersebut terjadi di Desa Riding, Kecamatan Pangkalan Lampam dan Desa Tanjung Batu, Kecamatan Air Sugihan.
Diduga puluhan kerbau yang tiba-tiba mati tersebut terjangkit penyakit septicaemia epizootica atau ngorok. Penyakit menyerang kerbau di OKI ini sama seperti di Musi Rawas Utara dan Empat Lawang.
Ketua Persatuan Dokter Hewan (PDHI) Sumsel, Drh Jafrizal mengatakan para peternak hewan kerbau harus cepat melakukan pengendalian sebelum penyakit ini menyebar dengan memisahkan hewan yang sehat.