PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Smart Aviation dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) mendukung pemerintah penanganan permasalahan bencana.
"Teknologi modifikasi cuaca yang kami terapkan telah terbukti efektif dalam mengendalikan pola cuaca ekstrem,"kata Direktur Utama sekaligus Pemilik Smart Aviation, Pongky Majaya.
Sejumlah kegiatan penanganan permasalahan bencana melalui Teknologi Modifikasi Cuaca dari Smart Aviation seperti Hidrometeorologi (Banjir dan Tanah Longsor).
Selain itu, Smart Aviation juga pernah dipercaya ikuti penanganan permasalahan bencana kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, polusi udara, hingga membantu dalam peningkatan kebutuhan air pada sektor waduk di Indonesia.
"Metode seperti penanganan kabut asap, pemecahan awan, hingga penyelaras awan menjadi bagian dari teknologi canggih yang kami gunakan untuk merespons ancaman bencana cuaca dengan cepat dan efisien,"jelas dia.
Seperti diketahui, tingginya curah hujan belakangan ini di berbagai wilayah Indonesia telah memicu potensi bencana banjir, seperti yang terjadi pada awal tahun 2024 di wilayah Jawa Barat, Banten, dan sekitarnya.
Sementara, bencana banjir dan longsor juga terjadi hingga Maret 2024 di wilayah Demak, Semarang, Jawa Tengah hingga Muaratara di Sumatera Selatan.
Divisi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) PT Smart Cakrawala Aviation (Smart Aviation), memperkuat komitmennya untuk mendukung upaya pemerintah dalam menanggulangi bencana cuaca di Indonesia.
Sebagai perusahaan swasta yang menjadi pionir pengembangan layanan Teknologi Modifikasi Cuaca yang lengkap/komplit, Smart Aviation telah bekerja sama dengan sejumlah stakeholder, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk menciptakan kerja sama yang kuat dalam situasi darurat cuaca yang semakin kompleks.
Peran pemerintah daerah juga menjadi sangat penting dalam menanggulangi bencana yang terjadi di tingkat lokal.
Melalui Teknologi Modifikasi Cuaca dari Smart Aviation, pemerintah daerah dapat secara langsung melakukan intervensi secara cepat dan tepat terhadap kondisi cuaca yang berpotensi menyebabkan bencana, seperti banjir, longsor, atau kebakaran hutan.
Hal ini memungkinkan pihak berwenang untuk mengambil langkah preventif yang lebih efektif dan mengurangi dampak negatif bagi masyarakat.
BACA JUGA:Bank Sumsel Babel Salurkan Ribuan Paket Sembako ke Korban Banjir di 3 Kabupaten