Kemenag RI dan Unilever Indonesia melalui Lifebuoy Kolaborasi Cetak Duta Santri di Ponpes SMB Palembang

Selasa 05-03-2024,14:39 WIB
Reporter : Okta Triwinardi
Editor : Swandra Yadi

"Apalagi mereka tinggal bersama-sama dengan teman-temannya, sehingga jika hidupnya tidak bersih, akan mudah terjangkit penyakit. Khusus menghadapi Ramadan ini, para santri diwajibkan menjaga pakaian dan kebersihan diri mereka, agar lebih khusyuk dalam beribadah,“ papar Soni.

Salah satu langkah utama dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang penting untuk diimplementasikan di pesantren adalah gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 5 momen penting.

Yakni saat sebelum makan, setelah dari toilet, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, dan setelah bepergian. Jika dibiasakan, CTPS di 5 momen penting akan mampu melindungi para santri dan santri putri dari berbagai penyebaran penyakit.   

Bahkan menurut teori Swiss Cheese Model for Infectious Disease, kebiasaan ini menjadi langkah pertama untuk melindungi diri dari ancaman penyakit infeksi, setelah vaksin.

BACA JUGA:Santri Hafalan 30 Juz Raih Beasiswa Kuliah di ESQ dari Mantan Anggota DPR RI

Sementara, menilik pada data Riskesdas 2018, di Provinsi Sumatera Selatan, untuk usia di atas 10 tahun yang mempunyai kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) baru mencapai 42,14 persen.

Sehingga kebiasaan CTPS ini penting untuk disebarluaskan ke seluruh masyarakat Provinsi Sumatera Selatan.

Head of Personal Care Innovation and MCOE Unilever, Memoria Dwi Prasita menjelaskan peran Lifebuoy untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di area Pesantren.

Salah satunya adalah dengan mencetak Duta Santri sebagai peer educator dari program peer-to-peer learning.

BACA JUGA:BI Sumsel dan Ponpes Aulia Cendika Adakan Gerakan Santri Cinta Rupiah

“Sejak tahun 2019 program Pesantren Sehat Lifebuoy telah menjangkau lebih dari 2.000 pesantren dan memberikan manfaat bagi lebih dari 900.000 santri dan santri putri di Indonesia," jelasnya.

Memoria menambahkan, tahun ini program Pesantren Sehat Lifebuoy hadir di Kota Palembang dengan tujuan memberikan dampak yang lebih luas melalui sejumlah rangkaian kegiatan mulai dari peer-to-peer learning, training for trainers (kepada santri dan santri putri, ustadz, dan ustadzah).

Lalu edukasi CTPS dengan baik dan benar, hingga pemeriksaan kesehatan. "Kami berharap dengan kolaborasi yang dilakukan di Pesantren di berbagai kota di Indonesia kami dapat menjangkau penambahan 1 juta santri dan santri putri di lebih dari 1.500 pesantren,” papar Memoria.

BACA JUGA:Siap-siap, Seleksi Beasiswa Santri Berprestasi 2023 Segera Dibuka, Pendaftaran via Aplikasi Pusaka Kemenag

Interaksi intens antarmasyarakat pesantren menjadikan pesantren unit pendidikan yang berpotensi efektif dalam membiasakan CTPS di 5 momen penting melalui metode peer-to-peer learning, mereka saling mencontohkan dan meniru berbagai perilaku positif.

Menurut studi dari Hungarian Academy of Sciences, peer-to-peer learning atau program edukasi melalui teman sebaya merupakan salah satu cara edukasi yang paling efektif dalam pengajaran CTPS di kalangan anak-anak.

Kategori :