
Seperti pada tahun 2023, puncak perayaan Cheng Beng jatuh pada tanggal 5 April mendatang.
Untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung setiap tahunnya tradisi ziarah kubur bagi masyarakat Tionghoa ini berpusat di permakaman Sentosa.
Mulai dari dini hari hingga siang masyarakat Tionghoa yang melaksanakan Ceng Beng sudah memadati perkuburan Sentosa.
Mereka terlihat sibuk membersihkan makam para leluhur, menyiapkan berbagai persembahan, dan bersembahyang.
BACA JUGA:Jadwal Sembahyang Tionghoa 18 Februari 2024, Persiapan Sembahyang Tuhan King Thi Gong
Biasanya mereka juga akan menyiapkan beberapa jenis persembahan yakni samsang yang terdiri atas tiga jenis daging yang berasal dari darat, air dan udara.
Kemudian samguo yakni tiga jenis buah-buahan, dan minuman yang terdiri atas teh, arak atau jiu sebagai persembahan dan bakti kepada leluhur.
Selain menyiapkan persembahan itu, saat melaksanakan upacara Ceng Beng masyarakat Tionghoa juga wajib menyiapkan kimchi atau uang-uangan kertas.
Uang kertas itu nantinya akan akan mereka bakar bersama dengan hio atau garu untuk dipersembahkan kepada leluhur.
BACA JUGA:Simpel, 5 Cara Menjaga Tubuh Tetap Sehat Saat Perayaan Tahun Baru Imlek 2024
Selain menjadi momen bakti pada leluhur, Ceng Beng juga dimanfaatkan menjadi ajang berkumpul bersama untuk menjaga tali silaturahmi oleh masyarakat Tionghoa.
Ritual-ritual berdimensi perekatan antar-sesama itulah yang selama ini ikut memberi sumbangsih memperkuat ikatan sosial.
Senada dituturkan tokoh masyarakat Tionghoa Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Ayie Gardiansyah.
Bahwa tradisi Cheng Beng atau sembahyang kubur dapat menjadi daya tarik pariwisata bagi daerah berjuluk Negeri Laskar Pelangi itu.
BACA JUGA:7 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Saat Imlek, Dianggap Bisa Membawa Sial, Apa Saja?
Menurut dia, pemerintah daerah dapat mengemas tradisi sembahyang kubur di daerah itu yang diselenggarakan setiap tahun menjadi agenda pariwisata.