Dilansir Healthline, dokter biasanya mengobati hemofilia A dengan resep hormon, yang disebut desmopresin. Obat ini diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah dan bekerja dengan merangsang faktor-faktor yang bertanggung jawab untuk proses pembekuan darah.
Sementara itu, hemofilia B diobati dengan memasukkan darah dengan faktor pembekuan donor. Orang dengan hemofilia kadang juga membutuhkan donor darah pada beberapa titik dalam hidupnya.
2. Anemia sel sabit
Anemia sel sabit atau yang juga disebut penyakit sel sabit merupakan penyakit genetik yang terjadi pada sel darah merah.
Normalnya, sel darah merah berbentuk seperti cakram, yang memberi mereka fleksibilitas untuk terdistribusi hingga melewati pembuluh darah terkecil.
Namun, pada anemia sel sabit, sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit. Akibatnya, sel darah merah menjadi lengket dan kaku dan rentan terjebak dalam pembuluh kecil, yang mencegah darah mencapai bagian tubuh yang berbeda.
Ada sejumlah perawatan yang tersedia untuk anemia sel sabit, salah satunya transfusi darah. Transfusi darah meningkatkan transportasi oksigen dan nutrisi sesuai kebutuhan.
BACA JUGA:7 Minuman Detox yang Bermanfaat Bagi Kesehatan Tubuh, Bahannya Mudah Didapat, Yuk Cobain di Rumah!!
3. Kanker
Menurut American Cancer Society, pasien kanker mungkin memerlukan transfusi darah karena beberapa hal:
Seperti kanker yang menyerang sistem pencernaan menyebabkan pendarahan internal, yang menyebabkan anemia karena berkurangnya sel darah merah.
Sel darah dibuat di sumsum tulang. Kanker yang berkembang di sumsum tulang dapat menekan sel-sel pembuat darah, yang menyebabkan jumlah darah menjadi terlalu sedikit.
Individu yang telah menderita kanker selama beberapa waktu dapat mengembangkan kondisi yang disebut anemia penyakit kronis.
Kanker juga dapat menurunkan jumlah darah dengan memengaruhi organ-organ, seperti ginjal dan limpa, yang membantu menjaga sel-sel yang cukup dalam darah.
Pengobatan kanker juga dapat menyebabkan pasien membutuhkan donor darah: