PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Berikut penjelasan lengkap soal penyebab dan pencegahan wabah Pneumonia yang rami dinegara China belakangan ini sudah mulai masuk ke Indonesia.
Akhir-akhir ini dunia kesehatan diramaikan oleh pemberitaan soal penyakit pneumonia yang terjadi China. Banyak yang menganggap kalau penyakit pneumonia disebabkan oleh virus yang misterius.
Pneumonia sendiri merupakan kondisi peradangan yang mempengaruhi kantong udara atau alveoli baik di satu sisi paru-paru ataupun di kedua sisi paru-paru.
Penyakit Pneumonia sebenarnya sudah lama sudah dan yang disebabkan biasanya karena bakteri, virus, dan jamur.
Untuk bakteri sendiri paling umum adalah bakteri streptcoccus pneumoniae, bakteri lainnya seperti haemophilus influenza, mycoplasma pneumoniae, chlamydia penumonieae dan legionella pneumophilla.
BACA JUGA:Heboh Wabah Pneumonia, Menkes Budi Gunadi: Ini Bukan Virus Baru di China
Kemudian penyebab dari virus ada virus influenza, RSV, dan adenovirus dimana virus-virus ini merupakan virus paling umum yang bisa menyebabkan pneumonia dan ketika saat Covid-19 pun komplikasinya juga ke pneumonia.
Dan jamur juga bisa menyebabkan pneumonia terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Tak hanya pada individu yang kekebalan tubuhnya lemah, penumonia saat ini juga banyak yang menyerang orang-orang yang pulang dari luar negeri, anak-anak dan orang-orang yang lansia karena imunnya atau daya tahan tubuhnya memang lebih lemah.
Gejala dari penemonia seperti pernapasan batuk berdahak, sesak napas jika sudah menginfeksi ke bagian paru-paru, nyeri dada terutama saat bernafas, demam yang disertai dengan menggigil, kelelahan, badan terasa sakit, berkeringat, nyeri otot, dan lain sebagainya.
BACA JUGA:Jangan Anggap Remeh Delirium, Gejala Tambahan Pneumonia, Penting Untuk Diantisipasi
Pneumonia yang dapat mendiagnosisnya tentu saja adalah seorang dokter, untuk melakukan diagnosis dokter akan perlu melakukan anamnesa.
Dimana dokter akan bertanya terlebih dahulu mengenai batuk berdahak atau tidak, apakah disertai demam menggigil, baru bepergian dari mana, apakah lingkungan sekitar juga ada yang batuk, kemudian dilakukan pemerikihan fisik.
Pada pemerikihan fisik di rongga dada untuk mengetahui apakah terdapat cairan atau tidak, menggunakan stetoskop atau auskultasi, dimana adakan di dengarkannya suara pernafasan, terdapat hambatan atau tidak dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Untuk memastikan levelnya biasanya akan dilakukan pemeriksan penunjang, seperti foto thorax atau rontgen, dan jika diperlukan juga dilakukan pemerikihan lainnya.