Hanya saja, seiring dengan perkembangan zaman, tradisi Festival Kue Bulan ini ada yang dirayakan secara tradisional maupun modern.
Namun, ada tradisi yang menjadi khas dan terus berlangsung dari dulu hingga sekarang.
Berikut adalah sejumlah tradisi Festival Kue Bulan masyarakat Tionghoa yang dirangkum dari banyak sumber:
Menyantap Kue Bulan
Tradisi makan kue bulan adalah sesuatu yang paling ditungggu saat merayakan Festival Kue Bulan.
BACA JUGA:Terbesar, 5 Suku Tionghoa di Indonesia, Ada yang Terkenal Hasilkan Wanita Cantik
Bentuknya yang bulat dan besar adalah sebuah perlambangan dari kembali berkumpulnya keluarga besar.
Kue bulan akan dipotong-potong lalu dibagikan kepada keluarga sebagai lambang reuni. Jumlah potongan disamakan dengan jumlah keluarga yang ada.
Zaman dulu, masyarakat Tionghoa biasanya membuat sendiri kue bulan yang berbahan baku tempung terigu dengan rasa manis. Tapi saat ini, sudah banyak pedagang yang menjual kue bulan dengan berbagai bentuk dan ukuran.
BACA JUGA:UNIK, Sistem Jam Masyarakat China Kuno Ternyata Terbagi 12 Periode
Memandang Keindahan Bulan Purnama
Festival Kue Bulan adalah momen di saat bulan bulat penuh atau purnama sedang berlangsung. Keindahan dari bulan purnama memberikan rasa kedamaian dan kebahagiaan.
Karena itu, merayakan Festival Kue Bulan seraya memandang bulan purnama, menjadi momen reuni keluarga yang penuh kebahagian.
Adakalanya, masyarakat Tionghoa menganggap memandang bulan purnama dengan keindahan cahayanya, akan mengingatkan kepada kebersamaan keluarga atau kampung halaman.
BACA JUGA:3 Olahraga Tradisional Masyarakat China, Nomor 2 Khusus Birokrat dan Sarjana
Lokasi untuk memandangi bulan purnama ini tergantung dari tempat yang kamu miliki. Biasanya, masyarakat Tionghoa mencari tempat yang lebih tinggi, seperti balkon, teras atas atau di tempat terbuka.