Satu bulan pasca dibantai habis-habisan para petinggi group Jawa Pos Sumbagsel, Radar Palembang merubah format dengan menjadi Koran umum murni.
Berita-beritanya lebih dominan dengan format news alisis. Berita halaman diisi dengan berita dengan format Laporan Khusus-- membahas satu topik berita dengan banyak engle.
Halaman dalam diisi dengan berita-berita bersifat metropolis dan bisnis. Untuk mengaet pemasang iklan dibuatlah rubrik Market dan Ritel. Satu halaman lagi ada rubrik ekonomi. Secara penampilan, Radar Palembang sudah berubah total—sedikit elitis. Identitas sebagai koran umum sudah didapatkan. Pembaca pun mulai melirik.
BACA JUGA:Warga Muhammadiyah Mulai Puasa Kamis 23 Maret 2023, Hasil Keketapan Majelis Tarjih dan Tadjid
Ternyata itu masih belum cukup untuk benar-benar eksis dan menjadi Radar Palembang sebagai perusahaan yang menjanjikan.
Dalam merebut pasar baik oplah koran maupun iklan harus bertarung dengan koran sejenis dan induk dari Radar sendiri yaitu Sumatera Ekspres.
Cukup sulit juga mencari celah dan masuk ke dalam segmen ini meskipun Radar sangat terbantu dengan nama besar Sumatera Ekspres.
Format seperti ini berlangsung dua tahun. Kendati sudah mulai mandiri dalam operasional perusahaan, secara perusahaan Radar Palembang masih tertatah tatih. Tidak dapat membukukan laba operasi yang bagus.
Bahkan kadang-kadang Sumeks sebagai induk terpaksa menyusui radar untuk menutupi biaya operasional.
Kendati telah berubah kinerja perusahaan masih jauh dari harapan. Setiap ada rapat evaluasi, selalu menjadi objek pembantaian dalam makna positif. Berbagai kritik dan solusi pun diberikan. Persoalannya adalah, meski sudah memiliki identitas yang jelas –tidak lagi berbentuk Koran hantu—tetapi masih sulit menerobos ceruk pasar dari harian umum.
BACA JUGA:Kapolres ‘Si Jago Ulet’ Bilang Wartawan CAKEP
Para punggawa Radar Palembang pun harus berfikir keras mencari alternatif. Pasar Koran kriminal dan umum telah terisi. Maka timbullah ide-ide liar, bagaimana kalau Radar Palembang mencari celah pasar yang lebih tersegmentasi lagi.
Salah satunya adalah menjadikan sebagai Koran Bisnis yang belum ada di Sumatera Selatan.
Ide ini tidak langsung bersambut. Terjadi diskusi bahkan perdebatan yang sangat alot dan panjang. Walhasil, pada tahun 2007 dengan kesepakatan bersama dan direstui CEO Jawa Pos Group Sumbagsel Suparno Wonokromo (almarhum) Radar Palembang bermutasi menjadi Koran Bisnis.
Tetap semangat. Radar Palembang optimis berkembang bersama Disway.id. (*)