"Sekanak-lambidaro sudah tidak secantik dulu lagi. Mulai sepi dek. Kalau dulu awal-awal dibuka malam-malam banyak yang jualan, sebab yang datang ramai. Kalau siang lebih parah, panas dan gersang.
Banyak fasilitas umum tidak terawat. Sebenernya sayang tempat ini kurang dirawat, padahal lokasinya strategis. Kalau diolah dengan baik, bisa menjadi destinasi wisata, sebab di Palembang masih dikit lokasi wisatanya,"ujar salah seorang pengunjung.
Seperti dilansir dari Detiksumsel, Sekanak-lambidaro adalah proyek pusat yang dilaksanakan multiyears dan telan dana mencapai Rp 380 milyar.
Bukan sekadar untuk sarana transportasi, tetapi juga pengendali banjir, sekaligus destinasi wisata.
BACA JUGA:Bulog Sumsel Gelar Operasi Pasar, Jual Beras Murah Rp8.500 Per Kilogram
Ini tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat Palembang, dan Sumsel umumnya.
Meski pada awal pelaksanaannya mendapat respon dari warga yang tinggal di sepanjang proyek.
Sebab bangunan mereka umumnya terdampak akibat pemancangan pasak bumi.
"Pembangunan tahap pertama sepanjang 1 kilometer, lanjut lagi ditarget selesai di tahun 2023 dan tahun 2024 sudah bisa digunakan untuk sarana transportasi, pengendali banjir dan destinasi wisata,”ujar Walikota Palembang, H Harno Joyo.
BACA JUGA: Kemenkumham Sumsel Gelar Upacara dan Tasyakuran, Peringati Hari Bhakti Imigrasi ke-73
Proyek restorasi Sungai Sekanak Lambidaro di tahun 2020 sempat terhenti dikarenakan Covid-19.
Proyek yang bertujuan mengembalikan fungsi anak sungai tersebut adalah proyek restorasi sungai sepanjang 11 kilometer.
Ditandai dengan groundbreaking di halaman kantor pemasaran Perumnas 26 Ilir Kecamatan Bukit Kecil Palembang, pada Rabu, 5 Mei 2021.