Prinsip hidupnya yang ia pegang teguh, senang melihat orang bahagia dan susah melihat orang hidup menderita inilah membuatnya kian gigih mendapatkan yang terbaik untuk kehidupanya, agar bisa berbagi bahagian dengan banyak orang.
Setelah kerja di Lampung, pada tahun 1981 Baryadi belum juga puas, dan akhirnya kembali ke Jakarta untuk bekerja di sebuah perusahaan swasta sebagai tim audit. ”Saya bekerja di perusahaan audit ini cukup lama sekitar enam tahun, dari 1981 hingga akhir 1986,” terangnya.
Merasa ada sedikit modal dan berbekal pengalaman sebagai karyawan di koperasi Lampung, pada tahun 1987 dirinya merantau ke Palembang dan mendirikan sebuah koperasi simpan pinjam yaitu Koperasi Beringin.
“Saya mendirikan koperasi karena saat itu banyak sekali rentenir yang menjerat dan menyusahkan masyarakat hingga saya bertekad untuk membantu masyarakat mengatasi masalah rentenir tersebut,”ujarnya.
Satu tahun membuka usaha koperasi, sambung Baryadi, ternyata respon masyarakat cukup banyak hingga usaha tersebut berkembang pesat. ”Jujur saya tak percaya dengan respon masyarakat Palembang dengan usaha koperasi saya,”katanya
Di tahun 1988 pemerintah mengeluarkan peraturan paket Oktober dimana isinya masyarakat boleh mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). “Kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Dengan segenap kemampuan, saya lalu mendirikan lima unit BPR aekalaiagus, yaitu BPR Rapat Ganda di Pangkalan Balai, Tahap Ganda di Prabumulih, BPR Irganda di Tanjung Raja, dan dua BPR lagi di Jambi,” beber mantan Manajer SFC ini.
Dari 5 BPR ini usahanya terus berkembang tiap tahun hingga kini jumlah BPR yang sudah dibangunya mencapai 35 kantor pusat dengan 90 kantor cabang dan ratusan kas pembantu di seluruh Indonesia. “Semua berkat kerja keras,”katanya.
Sukses membangun BPR pada tahun 2000 Baryadi melirik sektor lain dengan mendirikan PT Surya Abadi Morindo, suatu perusahaan yang bergerak di bidang usaha pembiayaan kendaraan bermotor.