Ahmad Ali bercerita, bahwasanya Partai NasDem juga pernah melakukan hal serupa yakni dengan memberikan fasilitas jet pribadi kepada Joko Widodo ( Jokowi ) saat kampanye Pemilu 2014.
BACA JUGA:Raudhatul Jannah Resmi Jadi Anggota DPRD Palembang
"Iya itu difasilitasi oleh Partai NasDem (private jet), karena ini konsekuensi dari pencalonan Partai NasDem ke Pak Anies ini hal bukan baru. Anies melakukan safari dalam kapasitas calon presiden 2024 yang diusung Patria NasDem.
Ketika 2014 juga kami fasilitasi Pak Jokowi. Hoaks terus diproduksi untuk kepentingan politik elektoral. Karena ini tanggung jawab kami dalam pencalonan, kami tidak mau mencalonkan orang melepas begitu saja, jadi tentunya bagi kami itu takaran masih sangat wajar", ucap Ahmad Ali
Bagi kami Partai Nasdem memaknai pencalonan Anies ini adalah tanggung jawab untuk melakukan konsolidasi. Bahkan, elektabilitas Partai NasDem saat ini merupakan yang tertinggi selama 2022.
Diketahui alasana Partai Nasdem memfasilitasi safari politik anies keberbagai daerah di Indonesia karena agar semua agenda kegiatan yang sudah di rencakan tidak tergerser waktunya mengingat antusias masyarakat yang tinggi.
BACA JUGA:PAW Komisioner Bawaslu Prabumulih Tunggu Putusan Tetap
"Bagaimana antusias masyarakat di Aceh, Padang kalau kemudian itu tergeser hanya karena penerbangan tentu tidak menguntungkan buat Partai NasDem dan Pak Anies sendiri, kemudian NasDem memfasilitasi dengan menyiapkan pesawat carteran".
Diceritakan Ali lebih lanjut, pada saat itu, Saat Anies Baswedan berada di Aceh dan harus berangkat menuju Padang , saat itu tidak ada penerbangan yang langsung dari Aceh ke Padang.
Seluruh kader kader NasDem dan Anies bekerja keras dengan bertemu masyarakat usai deklarasi digelar. Anies harus terbang ke terlebih dahulu agar sampai ke Padang.
Untuk menghemat waktu, kata Ahmad Ali, akhirnya Partai NasDem mengambil inisiatif menyewakan private jet untuk Anies.
BACA JUGA:Sarimuda Nyatakan Pensiun dari Dunia Politik
'Kemarin itu Anies melakukan roadshow beberapa daerah di Aceh kemudian di Sumatera Barat, kemudian Aceh ke Sumatera Barat tidak ada flight (penerbangan) langsung.
Jadi kita harus kembali ke Jakarta, Jakarta ke Padang", tutup ali.