JAKARTA, RADAR PALEMBANG - Berdasarkan data International Cocoa Organization (ICCO) untuk tahun 2021-2022, Indonesia berada di urutan ketiga dunia sebagai negara penghasil kakao.
Indonesia juga berada di urutan ke enam sebagai negara produsen biji kakao terbesar di dunia.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus meningkatkan kinerja industri pengolahan kakao Indonesia agar semakin produktif dan berdaya saing global.
Mengingat industri pengolahan kakao merupakan sektor industri yang memberikan kontribusi terbesar di perekonomian nasional.
BACA JUGA:KTT G20 Bali, Toko Souvenir dan Kuliner Laku Keras
Dilansir dari vio.id, Putu Juli Ardika selaku Direktur Jenderal Industri Agro Kemeperin pada acara Peringatan Hari Kakao Indonesia (HKI) di Jakarta, Minggu, 13 November 2022 mengatakan " Industri pengolahan kakao mampu menyumbang devisa hingga lebih dari 1 miliar dolar pada tahun 2020 dan 2021".
Putu mengatakan saat ini terdapat 11 industri pengolahan kakao di sektor menengah dengan kapasitas 739.250 ton per tahun.
Untuk mengembangkan industri pengolahan kakao, pemerintah fokus menggalakkan industri pengolahan kakao dengan menawarkan keringanan pajak industri pengolahan cokelat baik untuk investasi baru maupun ekspansi.
Selain itu, Pemerintah memberikan pemotongan pajak untuk industri yang berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia dan penelitian dan pengembangan, dan mempromosikan serta memfasilitasi kemitraan antara industri pengolahan kakao dan kelompok tani.
BACA JUGA:Harga Minyak Asia Turun Akibat Lonjakan Kasus Covid-19 di China
Mengingat dari total volume produksi industri pengolahan kakao di Indonesia, 85 persen atau 319.431 ton diekspor ke 96 negara yakni Amerika Serikat, India, China, Estonia dan Malaysia.