Tiga Besar Capres Pemilu 2024 Hasil Survei INDOMETER, Prabowo Teratas, Nasib Anies di Tangan Surya Paloh

Selasa 30-08-2022,00:26 WIB
Editor : Yurdi Yasri

JAKARTA, RADAR PALEMBANG – INDOMETER mengeluarkan hasil surveinya tentang elektabilitas Calon Presiden (Capres) untuk Pemilu 2024.  Lembaga survei ini menempatkan Prabowo Subianto teratas sedangkan Ganjar Pranowo nomor dua dan Anies Baswedan pada posisi ketiga.

Dalam Tiga Besar Capres Hasil Survei  INDOMETER itu, elektabilitas Prabowo sebagai capres 2024 tertinggi dengan meraih angka sebesar 23,8 persen.

Berdasarkan survei INDOMETER itu, nasib Anies ada di tangan Suryo Paloh agar bisa maju sebagai Capres pada Pemilu 2024.

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto elektabilitasnya selalu unggul dan berada di atas angin. Ditambah lagi pengalamannya  dua kali bertarung dalam Pilpres,” kata Direktur Eksekutif lembaga survei INDOMETER Leonard SB, sebagaimana mengutip dari Antara.

BACA JUGA:Dampak PMN Kepada BUMN yang Nilainya Capai Rp369,17 Triliun, Ini Penjelasan Menkeu

Sementara itu, Survei  INDOMETER elektabilitas Prabowo sebagai capres 2024 tertinggi dan menempat Ganjar Pranowo pada posisi kedua dengan raihan angka sebesar 20,7 persen.

Di sisi lain, terdapat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 20,7 persen dan Baswedan sebesar 18,0 persen.

‘’Hasil Survei INDOMETER,  tiga besar elektabilitas capres adalah Prabowo, Ganjar dan Anies,’’ungkap Leonard.

Menurut Leonard, tiga besar capres itu sudah secara resmi telah mendapat dukungan dari partai-partai politik. Dalam deklarasi koalisi Gerindra dan PKB, Prabowo menyatakan kesiapan-nya maju kembali pada Pilpres 2024.

Begitu dengan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, masuk dalam daftar usulan capres NasDem melalui rakernas yang digelar pada bulan Juni lalu.

 BACA JUGA:Dua Anak Terperangkap Saat Kebakaran, Kondisinya Memprihatinkan Karena Luka Bakar Serius

Koalisi Gerindra dan PKB membuka kemungkinan paket Prabowo berpasangan dengan Muhaimin Iskandar.

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih melakukan konsolidasi, belum mengusulkan nama-nama capres. Terakhir, PDI Perjuangan mulai melakukan safari politik bertemu NasDem, setelah sebelumnya berencana koalisi bersama PKS dan Demokrat.

"Dengan masih berlakunya ketentuan presidential threshold (PT) 20 persen, paling banyak terbentuk empat poros koalisi, dengan catatan jika PDIP maju tanpa koalisi," kata Leonard.

Survei INDOMETER dilakukan pada 15-20 Agustus 2022 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi di Indonesia, yang dipilih secara acak bertingkat survei (multistage random sampling).

Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Margin of error survei sekitar 2,98 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil Survei ISC Prabowo Juga Teratas

Sementara itu, Hasil survei Indonesia Survey Center (ISC) yang dilakukan pada 9 hingga 19 Agustus 2022 juga menunjukkan bahwa Prabowo Subianto memperoleh elektabilitas 30,4 persen, yang membuatnya unggul di antara tiga nama potensial calon presiden 2024 lainnya.

Sementara urutan kedua elektabilitas tertinggi ditempati oleh Ganjar Pranowo sebesar 19,1 persen, menyusul Anies Baswedan sebesar 13 persen.

Chairul memaparkan alasan terbesar publik yang memilih Ganjar Pranowo karena Ganjar merupakan gubernur yang tempatnya tinggal memang menjadi basis utama dukungan elektabilitasnya.

Kemudian, karena program kerjanya selama dua periode memerintah Jawa Tengah, kesamaan suku dan agama, kemampuannya dalam menyelesaikan masalah, pandangan akan sosoknya yang merakyat, kerap melihatnya di media sosial, dan lain sebagainya.

BACA JUGA:Debut Pembalap Ferrari Carlos Sainz Jr di Kualifikasi F1 GP Belgia 2022, Bukan Tercepat Tapi Star Terdepan

“Prabowo secara perlahan tembus 30 persen, dukungan ini menunjukkan kecenderungan kepercayaan publik semakin membesar kepada Prabowo untuk menjadi pengganti pasca-Presiden Jokowi lengser,” kata peneliti senior Indonesia Survey Center Chairul Ansari dalam keterangan tertulisnya, sebagaimana menukil dari Antara.

Elektabilitas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan masih stagnan di bawah angka 20 persen karena ketiadaan kepastian dukungan dari partai politik.

Sedangkan alasan terbesar publik memilih Prabowo, kata Chairul, karena Prabowo dianggap memiliki kemampuan atau kapabilitas memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi Indonesia, di antaranya masalah keamanan nasional, ancaman krisis pangan, hingga program-program kerjanya di Kementerian Pertahanan.

Alasan lainnya, yaitu latar belakang militer yang tegas dan nasionalis, tidak pencitraan, loyal terhadap presiden selama menjabat sebagai menterinya, ketua umum parpol, dan lain sebagainya.

BACA JUGA:DPP Gerindra Resmi Pecat Anggota DPRD Palembang Syukri Zen Gegara Jadi Tersangka Pukuli Wanita

 “Sepertinya kecenderungan dukungan terhadap Ganjar masih localize saja. Alasan berikutnya karena faktor parpol pengusungnya. Alasan berikut dapat kita baca bahwa jika parpol yang dipilihnya mengusung Ganjar maka pemilih parpol akan memilihnya,” paparnya.

Survei ISC ini dilakukan dengan populasi survei mereka yang berusia 17 tahun dan/atau yang sudah pernah menikah ketika survei dilakukan, dengan margin of error sekitar kurang lebih 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pencuplikan sampel multistage random sampling varian area random sampling, dengan jumlah responden sebanyak 1.520 orang. Pengumpulan data tersebut dilakukan melalui wawancara langsung dengan bantuan kuesioner.

 

Nasih Anies Baswedan di Tangan Surya Paloh

Sementara itu, di tempat terpisah, pPengamat politik Jamaluddin Ritonga menyebut trealisasi atau tidaknya Anies Baswedan sebagai Capres Pemilu 2024 nasibnya ada di tangan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh.

"Ada rumor partai pengusung tidak akan mencalon Anies sebagai Capres 2024," ujar Jamiluddin, sebagai mana mengutip darikepada GenPI.co, Senin, 29 Agustus 2022.

Jamalunddin menyebut, koalisi Nasdem, PKS dan Demokrat seolah-olah  memberi harapan kepada Anies dengan memunculkan namanya di rakernas

‘’Jangan-jangan nanti Anies akan mereka tinggalkan. Ada kekhawatiran meski Nasdem dan PAN memunculkan nama Anies sebagai salah satu capres. Bisa saja itu hanya sebatas angin surga bagi Anies," tuturnya.

BACA JUGA:Pelaksanaan Program Privatisasi Lima BUMN, Menkeu Sri Mulyani Pastikan Segera Right Issue

Menurut Jamaluddin, kalau pun Partai Demokrat dan PKS tetap mengusungnya, suara kedua partai tersebut jika digabung tetap tidak cukup untuk mengusung Anies.

Akademisi dari Universitas Esa Unggul menyebut, kalau rumor itu jadi kenyataan, demokrasi di Indonesia sudah mati.

‘’Demokrasi sudah dikendalikan para elite politik dan oligarki. Sementara suara rakyat yang menginginkan seseorang jadi capres dapat digusur begitu saja,’’ ungkapnya.

Jamiluddin berharap hal itu seharusnya tidak terjadi. Harapan masih ada dari Ketum NasDem Surya Paloh.

"Paloh tampaknya akan melawan rumor itu dan dia akan keluar dari belenggu bersama Demokrat dan PKS akan solid mengusung Anies," lanjutnya.

Jadi, kata Jamaluddin, Surya Paloh akan menjadi sosok penentu dalam menahan gempuran dari para elite politik dan oligarki untuk menjegal Anies Baswedan. (yui)

Kategori :