Kilang Pertamina Plaju Operasikan PLTS 2,25 MWp, Berhasil Tekan Emisi 1.307 Ton CO2e Sepanjang 2024

Kilang Pertamina Plaju Operasikan PLTS 2,25 MWp, Berhasil Tekan Emisi 1.307 Ton CO2e Sepanjang 2024

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 2,25 Megawatt peak (MWp) yang diinstalasi di Kilang Pertamina Plaju.-Kilang Pertamina Plaju -

Kehadiran PLTS di Kilang Pertamina Plaju juga mendukung dekarbonisasi dengan pengurangan konsumsi bahan bakar fosil.

Area Manager Communication, Relations & CSR RU III PT Kilang Pertamina Internasional Siti Rachmi Indahsari mengatakan, operasi PLTS ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) poin tujuh berkaitan dengan akses energi yang andal dan berkelanjutan, serta poin sembilan mengenai industri yang inklusif dan berkelanjutan.

Proyek ini menjadi bagian dari roadmap transisi energi nasional, sejalan dengan target penurunan emisi sebesar 30 persen pada tahun 2030.

BACA JUGA:Kilang Pertamina Plaju Catatkan 138 Juta Jam Kerja Aman hingga Desember 2024

 BACA JUGA:Kilang Pertamina Plaju Produksi 50.172 Ton Biji Plastik Polytam Berkualitas Tinggi Sepanjang 2024

Sebagai perusahaan energi yang aktif memimpin transisi energi baru dan terbarukan (EBT), Pertamina sendiri menargetkan penurunan emisi sebesar 30 persen pada tahun 2030, dengan meningkatkan portfolio hijau di internal Pertamina Group sebesar 17 persen. 

Salah satunya adalah melalui pemanfaatan PLTS yang menjadi unggulan untuk mewujudkan transisi energi di internal Pertamina.

Implementasi energi terbarukan dalam lingkungan Refining & Petrochemical merupakan sebuah angin positif untuk meningkatkan daya saing & sustainability dari kilang-kilang milik Pertamina. 

Selain PLTS, beberapa inisiatif terus dijalankan oleh Kilang Pertamina Plaju untuk mendorong terwujudnya transisi energi bersih.

BACA JUGA:Selama Nataru, Kilang Pertamina Plaju Pastikan Tetap Beroperasi dan Jamin Pasokan BBM ke Masyarakat Aman

BACA JUGA:Rutin 3 Bulan Sekali, Pekerja Kilang Pertamina Plaju Kembali Donorkan 300 Kantong Darah

Salah satunya produksi Biosolar B40 sebagai bahan bakar nabati yang mulai dilakukan lifting pada tahun 2025.

Produk ini menjadi salah satu roadmap bisnis Pertamina dalam mengurangi jejak karbon dan mendukung Net Zero Emission (NZE).

B40 sebagai bahan bakar nabati lebih ramah lingkungan jika dibandingkan bahan bakar diesel yang tidak mengandung FAME, mengingat produk ini mengandung oksigen yang membantu mengurangi emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida.

Biodiesel B40 juga lebih ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan sulfur atau zat pencemar lainnya saat dibakar.

Sumber: