Jerit Petani Lematang PALI Tujuh Kali Ladang Sawah Diterjang Banjir

Jerit Petani Lematang PALI Tujuh Kali Ladang Sawah Diterjang Banjir

Luapan air Sungai Lematang Tanah Abang Kabupaten PALI yang menggerus pemukiman penduduk serta lahan pertanian. -maman/radarpalembang.com-

PALI, RADARPALEMBANG.COM - Petani Lematang Kabupaten PALI menjerit karena persawahan mereka berulang kali diterendam banjir.

Mereka meminta pemerintah turun tangan membantu kesulitannya.

Memang, pasca hujan deras beberapa hari lalu yang menimbulkan luapan air Sungai Lematang, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten PALI yang menggerus pemukiman penduduk serta lahan pertanian membuat petani yang berada tak jauh dari bantaran sungai.

Petani yang berada tak jauh dari sungai Lematang saat ini sudah putus asa, lantaran sudah tujuh kali ladang mereka terendam banjir saat tanaman mereka telah disemai.

BACA JUGA:Bupati Heri Amalindo Dampingi Jaksa Agung Resmikan Kantor Kejari PALI

Kini ratapan petani Lematang mencuat saat banjir melanda sejak Kamis hingga hari ini, Minggu 12 Mei 2024.

Pasalnya, sebagian besar petani telah menyemai padi di sawahnya namun harus porak poranda diterjang banjir untuk kesekian kalinya.

"Kami sudah habis modal untuk menyiapkan benih padi lagi. Sebab banjir yang kami alami tahun ini sudah 7 kali," aku Cecep, salah satu petani padi asal Desa Raja Kecamatan Tanah Abang. 

Dengan kondisi itu, Cecep meminta anggota dewan, bakal calon Bupati bahkan calon Gubernur untuk turun ke desanya melihat dan mencari solusi agar petani bisa bertahan hidup. 

BACA JUGA:Bupati PALI Heri Amalindo Melalui Wabup H Soemarjono Lantik 601 PPPK dan 13 PNS STAN

"Penderitaan kami ini kalau tidak dibantu mengancam perekonomian kami. Kalau tidak dihantam banjir, bulan ini seharusnya sudah panen raya. Maka dengarkan dan lihat kesulitan kami ini kepada para anggota dewan, calon Bupati bahkan calon Gubernur," pintanya. 

Sama halnya disampaikan Pidin, petani lainnya yang mengaku sudah sekian kali ladang mereka terendam namun belum ada respon dari pemerintah daerah melalui instansi terkait. 

"Sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah berupa bibit atau pupuk. Hanya mie instan dan sembako, padahal yang kami butuhkan adalah benih, pupuk dan sarana pertanian untuk kelangsungan mata pencaharian kami," tandasnya. 

Terpisah, Plt Kepala Dinas Pertanian PALI, Ahmad Jhoni menyebutkan bahwa pihaknya tidak hanya diam tetapi telah melakukan beberapa langkah konkret dalam membantu kesulitan petani. 

Sumber: