DKPP Sumsel: 90 Persen Ternak Sudah Divaksinansi, Cegah Kematian Kerbau di OKI
Guna mencegah penyebaran penyakit yang menyebabkan ratusan kerbau di OKI mati mendadak DKPP sumsel sudah memvaksinasi 80-90 persen ternak--
OKI, RADARPALEMBANG.COM - Guna mencegah penyebaran penyakit yang menyebabkan ratusan kerbau di OKI mati mendadak DKPP sumsel sudah memvaksinasi 80-90 persen ternak.
Sebanyak 6.000 vaksin disiapkan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) untuk memvaksinasi ribuan kerbau di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Pemberian vaksin ini dilakukan buntut dari matinya ratusan kerbau secara mendadak, yang diduga akibat terjangkit virus Septicaemia Epizootica (SE).
"Kita siapkan 6 ribu vaksin untuk 6 ribu ekor kerbau yang ada di wilayah OKI agar penyakit hewan ternak ini tidak menyebar ke yang lainnya. Saat ini realisasinya sudah 80%-90% yang divaksin," ujar Kepala DKPP Sumsel, Ruzuan Effendi saat dikonfirmasi, Rabu, 17 April 2024.
BACA JUGA:Terungkap Penyebab Ratusan Kerbau di OKI Tiba-tiba Mati, Diduga Terjangkit Virus SE
Dari realisasi itu, jumlah kerbau yang sudah divaksin agar punya kekebalan terhadap penyakit berkisar 5 ribuan ekor. Vaksin diberikan pada hewan yang berada di sekitar lokasi penyakit itu menyebar.
"Hewan yang divaksin hanya di sekitar OKI. Vaksinasi dilakukan sejak awal April kemarin," jelasnya.
Sebelumnya Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mengungkapkan penyebab ratusan kerbau di OKI tiba-tiba mati diduga karena terjangkit virus septiceimia epizootica (SE).
Dari keterangan tertulisanya Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan OKI, Dedy Kurniawan, mengatakan penyebab matinya kerbau yang kini mencapai 431 ekor di OKI karena penyakit septiceimia epizootica.
"Setelah dilakukan pengujian laboratorium terhadap dugaan keracunan di Balai Veteriner Lampung, hasilnya negatif.
BACA JUGA:Seram, Puluhan Kerbau di OKI Tiba-tiba Mati, Diduga Ini Penyebabnya
Tapi berdasarkan pemeriksaan fisik dan klinis menunjukkan gejala penyakit septiceimia epizootica," ujarnya.
Adapun sebagai langkah pencegahan pihaknya telah melakukan penguburan terhadap bangkai kerbau, disinfeksi massal terhadap kandang kerbau, pengobatan serentak, dan vaksinasi.
Terkait kematian kerbau pascavaksinasi, ia mengatakan bisa terjadi karena ternak sudah terlebih dahulu terjangkit virus SE, namun tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit.
Sumber: