Rupiah Makin 'Keok' Terhadap Dolar AS hingga Rp 16 Ribu Imbas Perang, Gubernur BI Ungkap Kami Intervensi Pasar

Rupiah Makin 'Keok' Terhadap Dolar AS hingga Rp 16 Ribu Imbas Perang, Gubernur BI Ungkap Kami Intervensi Pasar

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo akhirnya buka suara soal melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US dollar ke level Rp 16 ribu lebih. --

BACA JUGA:Oh! Ternyata Ini Penyebab Dolar Amerika Terus Meningkat dan Nilai Tukar Rupiah Semakin Lemah

Secara mingguan dolar AS tercatat menguat 2,08%. Lalu secara bulanan menguat 2,93% dan secara year to date menguat 5,03%. Kemudian secara tahunan menguat 8,96%

Dolar AS hari ini juga kompak menguat terhadap mata uang lainnya. Seperti pada Dolar Australia yang menguat 2,51%.

Kemudian terhadap Euro menguat 2,11%. Poundsterling menguat 1,69%. Yuan menguat 0,2%. Yen menguat 1,79% dan Dolar Singapura menguat 1,31%. Diketahui, salah satu penyebabnya karena memanasnya konflik antara Israel-Iran.

Tanggapan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Edi Susianto mengatakan, memanasnya konflik Iran-Israel membuat nilai tukar negara emerging market atau negara berkembang melemah, termasuk mata uang Indonesia yakni rupiah.

BACA JUGA:Rupiah Terus Menguat Terhadap Dolar AS di Akhir Pekan Ini

"Memanasnya konflik di Timur Tengah khususnya konflik Iran-Israel, perkembangan tersebut menyebabkan makin kuatnya sentimen risk off. Sehingga mata uang emerging market khususnya Asia mengalami pelemahan terhadap USD.

DXY selama periode libur lebaran menguat sangat signifikan yaitu dari 104 menjadi di atas 106, bahkan per pagi ini sudah mencapai angka 106,3," kata Edi.

Edi menjelaskan, selama libur Lebaran pasar NDF IDR di offshore juga sudah tembus di atas Rp 16.000. Sehingga hal itu membuat rupiah dibuka di sekitar angka Rp 16.100.

Selain memanasnya konflik Israel-Iran terang Edi, pelemahan rupiah ini karena terdapat perkembangan di global.

BACA JUGA:Wow! Nilai Ekspor Pertanian dan Perikanan Sumsel ke-11 Negara Capai Rp 153 Miliar Lebih

Hal ini mengenai rilis fundamental AS yang masih terlihat kuat. 

"Rilis data fundamental AS makin menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat, seperti data inflasi dan retail sales yang di atas ekspektasi pasar," jelasnya. 

Edi menegaskan, BI akan akan melakukan beberapa langkah-langkah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Pertama dengan menjaga kestabilan rupiah melalui menjaga keseimbangan supply hingga demand valas di market melalui triple intervention khususnya di spot dan DNDF. 

Sumber: