Ratu Dewa, Fitrianti, dan Akbar Alfaro Berpeluang di Pilkada Palembang

Ratu Dewa, Fitrianti, dan Akbar Alfaro Berpeluang di Pilkada Palembang

Direktur Eksekutif Lembaga Survey Indonesia (LSI) Djayadi Hanan bicara tentang Pilkada Palembang tahun 2024 nanti.-ist-

PALEMBANG,RADARPALEMBANG.COM - Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Palembang diprediksi bakal sengit dan panas.

Semua nama yang beredar di publik dinilai memiliki peluang, mengingat tidak adanya petahana dalam Pilkada Palembang yang akan berlangsung November mendatang. 

"Dari analisis kualitatif dugaan saya Pilkada 2024 akan kompetitif. Kenapa? Tidak ada petahana, sehingga peluang bagi nama-nama baru," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survey Indonesia (LSI) Djayadi Hanan, Rabu 3 April 2024.

Diketahui, sejumlah nama sudah mulai bermunculan pada Pilkada Palembang. Hal ini terlihat dengan ramainya baliho, stiker, dan gerakan.

BACA JUGA:Bursa Calon Walikota Palembang, Analisis PUTIN Riset, Ratu Dewa dan Fitri Bersaing, Prima Salam Kuda Hitam

Di antara tiga nama teratas yang potensial yaitu Pj Walikota Palembang Ratu Dewa, mantan wawako Fitrianti Agustinda, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Palembang M Akbar Alfaro.

Lalu, ada juga nama Charma Afrianto, Yudha Pratomo, dan Nasrun Umar serta nama lain tapi tidak banyak menebar sosialisasi luar ruang. "Cukup menarik untuk berlaga dan mereka menunjukkan niat yang serius," ungkapnya.

Dosen politik Universitas Paramadina ini menjelaskan, tipologi pemilih di Kota Palembang menginginkan pemimpin yang merakyat atau mereka yang turun ke bawah.

"Walikota itu kan struktur level ketiga dalam pemerintahan, langsung bersentuhan dengan masyarakat, kenal lapangan, dikenal dan mengenal masyarakat," bebernya.

BACA JUGA:Pengamat Politik: Calon Walikota Palembang harus Tawarkan Gagasan, Jangan cuma Modal Finansial

Kategori merakyat ini direpresentasikan dengan pemimpin yang berprestasi, integritas, dan intelektual. Artinya, ia memiliki prestasi dengan rekam jejak kepemimpinannya, baik sebagai eksekutif maupun legislatif. Kemudian integritas, maksudnya bersih tidak menjadi beban pemerintahan jika terpilih nantinya.

Ketiga adalah intelektual, karena problematika masyarakat perkotaan, seperti kemiskinan, macet, banjir harus dipimpin oleh mereka yang memiliki kecerdasan dalam mengatasinya.

Selain itu, ia yang paham teknologi apalagi 56 persen pemilih adalah milenial, pemimpin dapat berinteraksi dengan masyarakat langsung ataupun menggunakan teknologi.

"Terakhir, Palembang kota religius paling tidak pemimpin mereka tercatat orang baik," ungkapnya.

Sumber: