Mengenal Maras Taun, Tradisi Masyarakat Belitung Usai Masa Panen
Maras Taun adalah sebuah tradisi masyarakat Belitung yag diadakan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen--
Dan pada puncaknya tradisi maras taun akan diisi dengan lagu dan tarian maras taun yang dibawakan oleh dua belas gadis remaja.
Para Penari tersebut akan menggunakan kebaya khas petani perempuan, lengkap dengan topi capingnya.
BACA JUGA:Sriwijaya Lantern Festival, Makna Lampion Tradisi Masyarakat China yang Banyak Orang Tidak Tau
Lantunan lagu yang dibawakan berupa ucapan syukur atas hasil bumi yang mereka dapatkan. Dan gerakan dalam tarian ini menggambarkan simbol para petani yang bekerja sama saat memanen padi di ladang.
Setelah itu barulah kemudian upacara dilanjutkan dengan acara Kesalan yang dipimpin oleh ketua adat.
Kesalan merupakan penyampaian doa syukur kepada Tuhan atas panen yang telah dilewati dan permohonan berkah untuk masa depan, melalui media air dan daun-daunan.
Ketua adat akan menyiramkan air yang telah dicampur dengan daun neruse dan daun ati-ati tersebut guna membuang kesialan bagi warga desa.
Tradisi upacara atau ritual maras taun semakin meriah saat lepat (makanan dari beras ladang berwarna merah, yang diisi potongan ikan atau daging) diperebutkan oleh masyarakat.
Lepat berukuran besar yang disajikan kemudian akan dipotong oleh tamu kehormatan sebagai simbol dari seorang pemimpin yang harus melayani warganya.
Sumber: