Anggota DPR Hafisz Tohir Tolak Pemilu Tertutup, Alasannya Sangat Menohok

Anggota DPR Hafisz Tohir Tolak Pemilu Tertutup, Alasannya Sangat Menohok

Anggota DPR RI Hafisz Tohir usai menghadiri Lokakarya Tv Parlemen di Hotel The Zuri Palembang.-zarkasi/radarpalembang.disway.id-

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Meski sistem pemilu belum diputuskan oleh MK, proporsional tertutup pada Pemilu 2024, tampaknya terus menjadi polemik di publik, Wakil Ketua Komisi II DPR RI kali ini anggota Komisi XI DPR RI, H Achmad Hafisz Tohir juga mengkritisi akan Sistem proporsional tertutup pada Pemilu 2024.

Menurut Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI tersebut, sistem Pemilu tertutup bagaikan tong kosong yang harus dipilih oleh masyarakat.

"Saya kira, suatu hal dalam demokrasi yang sudah kita buka kepada rakyat tidak baik untuk diambil kembali, karena dia akan menciderai demokrasi itu sendiri," kata Hafisz Tohir usai menghadiri Lokakarya Tv Parlemen di Hotel The Zuri Palembang, Rabu, 7 Juni 2023.

Hafisz Tohir sampaikan, pemilu tertutup dinilai akan berpengaruh pada rasa kecewa, khususnya terkait persiapan-persiapan yang sudah jauh telah dilakukan untuk pemilu terbuka.

BACA JUGA:Hafisz Tohir Berikan Mudik Gratis Jakarta-Palembang Bagi Para Perantau

"Kalaupun ini akan diwacanakan untuk pemilu tertutup, mungkin tidak untuk sekarang. Kita sudah mendekati pemilu di bulan Febuari, dan persiapan-persiapan pemilu terbuka itu sudah jauh dilakukan," ujarnya.
Ketika rakyat disajikan dengan pemilu tertutup, lanjut Hafisz Tohir, akan banyak yang memiliki ketidaktahuan terhadap siapa yang akan dipilih ke depan.

"Caleg-Caleg sudah beraneka ragam, semua dari sektor yang berbeda dikumpulkan dalam satu bendera, kemudian rakyat yang akan memilih, maka rakyat akan tahu benderanya saja dan tidak akan tahu apa isi di dalamnya," tegasnya.

"Jadi kalau saya ditanya lebih cocok dimana, untuk saat ini saya kira pemilu terbuka lebih cocok," tambahnya.

Sementara, menanggapi nama-nama calon presiden yang terus bermunculan, Hafisz Tohir menilai bahwa semestinya siapapun bisa untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

BACA JUGA:Hafisz Tohir Berharap Inovasi QRIS Majukan UMKM

"Jadi tidak usah diatur 2, 3 ataupun 4 calon. Kalau pemikiran saya itu bisa berjalan, maka tidak akan gaduh pilpres itu," ucapnya.

Menurut Hafisz keterbatasan calon presiden itu sndri dapat mengganggu stabilitas karena beragamnya suku bangsa di republik ini, sehinggga publik belum mempunyai keterwakilan yang pas terkait calon yang mereka inginkan.

"Padahal waktu pemilunya sudah dekat, Oktober seharusnya sudah harus punya kepastian calon presiden kita," tuturnya.

Ia menyampaikan, siapapun presiden ke depan diharapkan mampu untuk memecahkan isu global. Yang akan menjadi tantangan ke depan.

Sumber: