Azwar Anas Kritik Anggaran Kemiskinan, Hal Ini yang Jadi Sorotan

Azwar Anas Kritik Anggaran Kemiskinan, Hal Ini yang Jadi Sorotan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Abdullah Azwar Anas--menpan.go.id

JAKARTA, RADARPALEMBANG.COM – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdullah Azwar Anas mengkritik dana fantastis anggaran pengentasan kemiskinan.

Secara angka, anggaran pengentasan kemiskinan di Kementerian/Lembaga (K/L) dan pemerintah daerah mencapai Rp 500 triliun.

Tapi, titik kritik anggaran pengentasan kemiskinan di Kementerian/Lembaga (K/L) dan pemerintah daerah oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdullah Azwar Anas adalah dampaknya ke masyarakat.

Kritik ini disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Abdullah Azwar Anas dalam acara Talkshow RB Tematik di Universitas Indonesia, Kamis 2 Maret 2023.

BACA JUGA:Ini Data Kemiskinan di Sumsel, BPS Sumsel: Menurun, Tapi....

“Bagaimana anggaran kemiskinan yang tersebar kurang lebih Rp 500 triliun tapi dampaknya baru 0,6-0,5 persen,”jelas Abdullah Azwar Anas.

Menurut Abdullah Azwar Anas, ada banyak kegiatan K/L, pemerintah daerah menghabiskan anggaran besar tapi sebagian tidak inline dengan target prioritas Bapak Presiden. 

Oleh karena itu, sambung Abdullah Azwar Anas, program-program pengentasan kemiskinan saat ini dimasukkan ke dalam salah satu indikator reformasi birokrasi (RB) tematik. 

Tujuannya supaya penilaian untuk mendapat kenaikan tunjangan kinerja didasari dari hasil penurunan angka kemiskinan.

BACA JUGA:Angka Kemiskinan Sumsel Terus Turun, Penyebabnya Ada yang dari Pekarangan Rumah

"Ke depan RB-nya naik, pemda tidak perlu lobi ke Jakarta, tidak perlu undang konsultan rapat di hotel-hotel, cukup kurangi saja angka kemiskinannya di kabupatennya, angka RB-nya otomatis melompat naik," tutur Abdullah Azwar Anas.

Dengan mekanisme penilaian RB tematik ini, Anas memastikan program-program pengentasan kemiskinan tidak lagi hanya sekadar formalitas untuk memberikan semangkuk bubur kacang hijau (burjo) bagi masyarakat miskin, melainkan lebih ke program yang memberi gizi seimbang.

"Jangan sampai penyampaiannya bagus tapi intervensi anggarannya nggak jelas. Programnya kemiskinan, sosialisasinya banyak, tapi yang dibagi gizi untuk rakyat miskin masih satu mangkuk (bubur) kacang hijau,"ungkap Abdullah Azwar Anas.

Menurut Abdullah Azwar Anas, saat ini program pengentasan kemiskinan lebih banyak sosialisasi dan rapatnya dibandingkan biaya untuk memberi gizi seimbang ke masyarakat.

Sumber: