Perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Tetap Meriah, Meski Tanpa Hiburan Wayang

Perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Tetap Meriah, Meski Tanpa Hiburan Wayang

Perayaan cap go meh adalah salah satu rangkaian pada perayaan hari raya imlek, yang dihitung setelah 15 hari jatuhnya hari imlek--radarbanyumas.disway.id

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Wayang Orang China di Perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro tahun ini ditiadakan. Hanya ada atraksi barongsai, stand jualaan peralatan ritual, dan berbagai hiburan lainnya. 

Namun perayaan Gap Go Meh tetap berlangsung meriah dan dipadati ratusan pengunjung yang tumplek blek di Pulau Kemaro. Mayoritas adalah warga Thiongho, tapi banyak juga masyarakat non muslim yang datang. 

"Ya pak, alasannya saya tidak mengetahui, karena saya bukan salah satu panitia. Hanya jualan saja," kata Hendra Kosasih, salah satu pedagang yang berjualan di Pulau Kemaro, seperti dikutip pada SUMEKS.CO, Sabtu 4 Februari 2023

Sementara, Panitia Cap Go Meh Palembang, Harun, ketika ditanya tidak mau memberikan keterangan. 

BACA JUGA:Perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro, Pengunjung Diimbau Tetap Prokes

"Silahkan tanya sama yang lain aja yah," ujar Harun. 

Berdasarkan informasi, Wayang Orang China merupakan alternatif hiburan untuk para warga Tionghoa yang melakukan sembahyang pada perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Palembang.

Wayang Orang China sangat unik karena para pemerannya rata-rata pria dan berusia senja yang seakan tidak menjadi penghalang untuk melakonkan wayang itu.

Sebelum pementasan para pemeran opera tersebut didandani sesuai lakon yang akan mereka bawakan. Setiap pelakon akan disolek dengan bedak putih yang tebal dan juga bedak merah sebagai solekan mata dan pipi.

BACA JUGA:Jelang Perayaan Cap Go Meh, 6 Ponton Terpasang di Pulau Kemaro

Masing-masing pemeran sebelum pentas biasanya melakukan latihan dan berdiskusi dibalik panggung agar dapat menampilkan yang terbaik saat pemetasan.

Berbagai macam cerita dengan berbagai peran mampu menghibur penonton yang datang menyaksikan opera ini. Para pemain opera ini menggunakan bahasa China sebagai bahasa percakapan mereka.

Lagu-lagu yang dimainkan pun sebagai pengiring opera juga menggunakan bahasa China.

Kesenian ini mirip dengan kesenian wayang orang di Indonesia, bedanya wayang orang di Indonesia tidak mempertunjukkan seni bela diri, kebanyakan tujuannya bersifat lelucon yang menghibur.

Sumber: