Chandra Husein, Ketua Martresia Komda Sumsel,Memberi Layanan Pada Masyarakat

Chandra Husein, Ketua Martresia  Komda Sumsel,Memberi Layanan Pada Masyarakat

Chandra Husein, Ketua Martresia Komda Sumsel--

Tak hanya di sektor agama, pariwisata dan sosial terus ditingkatkan dalam menjaga persatuan serta kerukunan umat beragama, sehingga kepemimpinan dalam merangkul pengurus lainnya untuk saling bahu membahu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sementara, layanan yang diberikan meliputi sejumlah aspek.

 

Dalam hal membenahi tempat ibadah,  terus mengupayakan memberikan kenyaman umat untuk melakukan ibadah di kelenteng Dewi Kwan Im 10 Ulu Palembang. Sejak era kepemimpinannya dirinya bersama pengurus lainnya, saling bantu membantu dalam meningkatkan pelayanan kepada umat. Dulunya kawasan kelenteng ini terkenal akan merupakan kawasan kumuh lantaran merupakan tempat terkenal akan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI).

 

 Selain memberikan pelayanan kepadanya umatnya, peranannya sebagai umat manusia untuk saling menghargai serta tolong menolong sesama umat beragama dibuktikan dengan membangun tempat ibadah Masjid Al Ghazali yang berada tak jauh dari kelenteng 10 Ulu. Chandra bersama umat lainnya secara bersama-sama membangun masjid ini dulunya yang merupakan sebuah langgar digunakan umat muslim untuk beribadah.

 

 Demikian pula dalam hal  dukungan pada pemerintah. Bersama pengurus lainnya, Chandra  menjadikan Pulau Kemaro sebagai salah satu tempat wisata di Kota Palembang diwujudkan dengan terus berbenah dan membangun sebuah pagoda berlantai 9 di tahun 2006. Kehadiran pagoda ini menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kota Palembang terlebih lagi saat perayaan Cap Go Meh.

 

Yang tidak kalah penting, layanan dalam hal aktif memberi bantuan. Peranan Majelis Tridharma tak hanya untuk kalangan etnis Tionghoa, bahkan masyarakat lainnya tanpa harus memandang suku, ras dan agama ditunjukkan kepedulian majelis ini dengan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah kebakaran. Selain itu, setiap tahunnya memberikan sumbangan berupa beras ke dinas sosial provinsi Sumsel. Bantuan tersebut bentuk kepedulian etnis Tionghoa terhadap sesama umat manusia tanpa harus membeda asal usulnya.

 

Bantuan beras tersebut, berasal dari sumbangan umat dari beberapa kelenteng yang menggelar ritual sembahyang Ullambana. Bantuan beras dikumpulkan dan kemudian diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Selain itu, setiap bencana yang melanda masyarakat kota Palembang pihaknya bergerak cepat memberikan bantuan baik dana maupun sembako kepada korban bencana.

 

“Setiap tahun, kami menyisihkan bantuan untuk diserahkan ke dinas sosial untuk disalurkan kepada panti asuhannya di Kota Palembang sebanyak 2,5 ton,” kata Chandra.

 

    Dikatakan Chadra,  bulan tujuh dikenal dengan bulannya untuk berbuat baik, sehingga banyak umat yang menyumbangkan beras untuk disalurkan ke mereka yang membutuhkan. Selain itu, saat ada kejadian musibah kebakaran yang melanda kota Palembang, dirinya bersama pengurus lainnya dengan cepat memberikan bantuan kepada korban kebakaran. “Selain rutin menyumbang ke dinas sosial, saat ada musibah kebakaran kita juga memberikan bantuan kepada korban,” tutupnya. 

Sumber: