Weekend Jalan-jalan dengan LRT Palembang, Ini Rute dan Tarifnya

Weekend Jalan-jalan dengan LRT Palembang, Ini Rute dan Tarifnya

Dua gerbong LRT Palembang yang bukan hanya menjadi alat moda transportasi, tapi juga jadi sarana wisata wong kito.-dok radar palembang-

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Menaiki LRT dengan rute sepanjang Kota PALEMBANG, menyimak kisah dan menikmati kejutan yang terjadi di gerbong-gerbongnya.

Angin pagi masih menerpa wajah yang berdiri di lapangan parkir Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II PALEMBANG.

Minggu, tidak seperti biasa suasana di bandara terlihat lebih ramai. Laki-laki berlari menggendong anaknya yang masih balita. Si ibu seperti istrinya menyusul dari belakang.

Mereka terlihat sangat terburu-buru. Ketinggalan pesawat barangkali.

BACA JUGA:Usia 65 Tahun ke Atas Bisa Pergi Haji, Kuota 2023 Sebanyak 221 Ribu

Tapi jejak kaki mereka bukan menuju ke gerbang keberangkatan, mereka menaiki eskalator menuju lantai 2 sky bridge. Jembatan layang yang menghubungkan bandara ke stasiun light rail transit (LRT).

Ini adalah LRT pertama di Indonesia dan menjadi icon baru Kota Palembang. Kesan mewah terasa saat memasuki kolidor sky bridge.

Selain kaca berwarna biru transparan yang membuat suasana parkiran dan jalan utama bandara terlihat nyata, tanaman hidup yang di pajang di setiap sudut kaca juga membuat suasana lebih asri.

Pintu otomatis menjadi penyambut pengunjung. Ratusan reflika ikan belido mulai dari ukuran telapak tangan hingga yang cukup besar bergantung indah di ruang tunggu, mereka seperti terbang.

BACA JUGA:Inspirasi Bisnis, Kurmin Halim, Anak Sopir Taksi yang Bermimpi Tinggi

Warnanya yang silver dan bergerombol mirip seperti formasi ikan sarden di laut yang terombang-ambing ombak.

Jadwal keberangkatan dari Stasiun Bandara SMB II pukul 09.32 WIB. Sebenarnya masih ada jadwal yang lebih pagi yakni 06.56 WIB dan 08.42 WIB, tapi menikmati keberangkatan di pukul sembilan akan membuat denyut nadi Kota Palembang semakin terasa. Kota mulai sibuk.

Beli tiket langsung ke loket atau menggunakan e-money sama mudahnya. Namun lebih disarankan memakai uang elektronik karena tak perlu antre lagi di loket.

Langsung tap di pintu masuk dan tunggu kereta datang. Tiketnya murah, ada juga yang terusan, cukup bayar sekali RP 40 ribu, bisa gratis sebulan.

BACA JUGA:Mau Tahu Peruntungan Shio Anda di Tahun Kelinciku Air 2023, Berikut Ramalannya Menurut Suhu Steven

Kereta tiba tepat waktu. Hanya menunggu 15 menit dari jadwal keberangkatan, kereta melaju. Inilah ”kereta di atas kepala” kebanggaan wong kito.

Masuk dan duduk di sisi kanan bisa jadi pilihan yang pas. Sinar matahari yang baru menapak tinggi tidak terlalu terasa.

Kursinya bagus, lantai bersih, dan semakin terasa nyaman dengan hembusan angin segar dari lubang AC yang mengintip dari atas kolidor kereta.

Belum banyak penumpang, sehingga duduk terasa lebih santai.

BACA JUGA:Museum Monpera Terus Bersolek, Jadi Objek Wisata di Palembang

Keluar stasiun pemandangan pertama yang tampak bangunan Bandara SMB II. Landasan pesawat terpapar jelas.

Kereta masih berjalan pelan. Sekitar 40 km/jam. Sebelah kiri ada bangunan Hotel Santika Premier berdiri di antara pepohonan karet yang menjulang.    

Sekali terlihat pesawat yang baru akan mendarat berada persis di atas kereta. Tak terdengar bising. Sibuk sekali sepertinya Kota Palembang.

Di tikungan menuju kota, kereta masih berjalan pelan. Belum berhenti sampai di stasiun berikutnya.

BACA JUGA:Kemenkumham: 2 Daerah Ini Bisa Jadi Kawasan Kekayaan Intelektual

LRT Palembang memiliki 13 stasiun yaitu, Bandara, Asrama Haji, Punti Kayu, Stasiun RSUD, Stasiun Garuda Dempo, Demang Lebar Daun, Bumi Sriwijaya, Dishub, Cinde, Ampera, Polresta, Jakabaring, dan Stasiun DJKA.

Menikmati suasana Palembang dari kereta listrik ringan ini memiliki sensasi baru. Ada pemandangan yang tersembunyi yang mulai terungkap.

Misalnya saat melintas di depan Hutan Wisata Punti Kayu Km 6,5. Jika selama ini yang terlihat hanya pintu masuk dan deretan ruko di sisi pagarnya, maka sekarang disungguhkan keindahan pohon pinus yang berdiri tersusun rapi.

Hembusan angin seakan melihatnya menari. Semua terlihat dari atas.

BACA JUGA:Catat Ini Pengumuman Waktu dan Lokasi Tes PPPK Guru

Kereta berhenti di Stasiun Bumi Sriwijaya. Orang Palembang menyembutnya stop di Palembang Icon Mall. Sekitar 20 menit dari bandara.

Kalau berhenti di sini, saat turun dari eskalator langusung masuk ke parkiran mall.

Bandingkan jika naik jalur darat seperti mobil pribadi atau umum, bisa 1 jam perjalanan dari bandara.

Uniknya, melintas ke arah Stasiun Bumi Sriwijaya, tidak henti-hentinya disambut lambaian tangan pengunjung mall Palembang Square yang berada sebelum stasiun.

BACA JUGA:Warga Palembang Kecewa Liga 2 Distop, SFC Tak Bisa Ke Liga 1, 'PSSI Harusnya Trasparan'

Lintasan di Palembang tidak seperti kereta pada umumnya. Meski kadang berbelok, lintasan tidak mengikuti kontur lereng yang membelah lembah atau meniti jembatan tipis.  

Kehidupan kota menjadi pemandangannya. Namun yang menjadi daya tarik utama saat melintas di Sungai Musi. Berdiri sejajar dengan Jembatan Ampera.

Inilah kereta listrik pertama di dunia yang melintasi sungai. Tak ada getaran kereta saat melintas di Sungai Musi.

Pemandangan dari jendela menyuguhkan keindahan sesungguhnya Kota Palembang.

BACA JUGA:Tahun Ini Setiap Rumah Dipungut Retribusi Sampah, DLHK: di Luar Jasa Angkut

Sulit menggambarkan keindahan itu dengan kata-kata. Otak sudah terbawa suasana. Menangkap sedetik momen menjadi anugerah tersendiri.

Menjadi sebuah pengamalaman yang hanya bisa diceritakan dengan pengalaman itu sendiri.

Bahkan Presiden Joko Widodo saat mencoba pernah mengatakan, naik LRT di Palembang rasanya seperti di Eropa dan negara maju.

“Saya ingin Palembang ini menjadi contoh kota besar di Indonesia dalam membangun transportasi massal. Karena ini lebih efisien dari pada kendaraan pribadi,” terangnya.

BACA JUGA:Inspirasi Bisnis, H Badar, Pemasok Ikan Terbesar Sumsel, Konsisten dengan ‘Subuh’

Kereta sendiri dikerjakan oleh PT INKA sedangkan mesinnya didatangkan dari Jerman. Artinya hampir 90 persen dibuat oleh putra terbaik Indonesia.

Hanya mesinnya saja yang dari luar.

Transportasi kereta listrik ringan ini merupakan ikon baru bagi masyarakat Palembang.

Kehadirannya memberikan manfaat ganda bagi masyarakat, terutarama kemudahan transportasi dalam kota.

Sumber: