Research Group UBD Ciptakan Inovasi Aplikasi Cerdas Pengenalan Aksara Komering

Research Group UBD  Ciptakan  Inovasi Aplikasi Cerdas  Pengenalan  Aksara Komering

Dr. Yesi Novaria Kunang, S.T., M.Kom. ketua Research Group UBD--

PALEMBANG, RADAR PALEMBANG – Dosen Universitas Bina Darma Kembali menciptakan inovasi, kali ini diciptakan oleh salah satu tim peneliti atau research group Universitas Bina Darma.

Tim ini tergabung dalam intelligent system research group pada Universitas Bina Darma.

“Research Group yang diketuai oleh Dr. Yesi Novaria Kunang, S.T., M.Kom. ini telah mengembangkan aplikasi cerdas, yang dapat mengenali Aksara Komering atau Aksara Ulu berbasis mobile".ujar Rahmat Novrianda Dasmen, S.T., M.Kom. Manajer Inovasi dan Kekayaan Intelektual Universitas Bina Darma.

Dilansir dari halaman binadarma.ac.id penelitian ini bekerja sama dengan Dinas Kearsipan Sumatera Selatan dan Komunitas Pecinta Aksara Ulu Sumatera Selatan". Sabtu, 1 Oktober 2022.

BACA JUGA:UBD Serta Dua Dosen Terima Penghargaan sebagai Pelopor Kelas Bahasa Isyarat

Tercatat sebanyak 718 bahasa di Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke, salah satunya adalah bahasa daerah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), yaitu bahasa Komering yang dahulunya memiliki aksara sendiri.

“Bahasa Komering dahulunya memiliki aksara sendiri, yang dikenal dengan aksara Komering atau sebagian juga menyebutnya aksara Ulu atau Ogan,” jelas Dr. Yesi Novaria Kunang, S.T., M.Kom.

Aksara ini merupakan turunan dari aksara Kaganga di Provinsi Sumsel dibagi menurut daerah asal dan usianya.

Menurut daerah asalnya terdapat aksara Kaganga Besemah, Lembak (sekitar Kota Lubuk Linggau), Kayu Agung, Ogan (sepanjang Sungai Ogan dan Sungai Komering), Enim (sekitar Kabupaten Muara Enim) dan Rambutan (sekitar Kabupaten Banyuasin).

BACA JUGA:PKKMB UBD 2022, Meriah dan Lancar

Keberadaan aksara nusantara, termasuk aksara Komering mulai tergerus oleh aksara latin yang dibawa oleh penjelajah dari Barat, sehingga saat ini sangat sedikit orang yang bisa membaca aksara Komering.

Aksara Komering atau Aksara Ulu ini hanya dikenal oleh segelintir orang yang kebanyakan usianya sudah lanjut dan sebagian dipelajari oleh ahli epigrafi.

Penggunaan aksara Komering banyak ditemukan dalam manuskrip kuno atau bersejarah yang ada di Provinsi Sumsel, yang mana tertulis informasi tentang masa lampau dan tersimpan di Dinas Kearsipan Sumsel.

“Guna melestarikan aksara Komering, kita dapat memanfaatkan teknologi, ” tambah Ibu Dr. Yesi Novaria Kunang, S.T., M.Kom.

Sumber: