Agustus 2022 Manufaktur Indonesia Terus Menguat, Sinyal Ekonomi Semakin Membaik

Agustus 2022 Manufaktur Indonesia Terus Menguat,  Sinyal  Ekonomi Semakin Membaik

Menteri Perindusterian Agus Gumiwang Kartasasmita, beberkan kondisi kondisi indeks PMI manufaktur Indonesia terbaru yaitu, pada Agustus 2022. –Foto: Kemenperin ---

JAKARTA, RADAR PALEMBANG - Sinyal ekonomi Indonesia semakin membaik terlihat pada fakta terbaru kondisi manufakur Indonesia yang terus menguat.  Penjualan dari permintaan domestik juga mengalami kenaikkan.

Terjadinya  penguatan industri di tercermin dari kondisi ideks PMI (Purchasing Managers’ Index) Manufaktur Indonesia  pada Bulan Agustus 2022 yang mencapai 51, 7.  Angka itu, menguat dari angka 51,3 di bulan sebelumnya.

Analisis S&P Global menunjukkan, terjadi perbaikan yang cukup kuat di sektor manufaktur Indonesia dalam empat bulan terakhir.

BACA JUGA:Perkembangan Terbaru Lonjakan Harga Komoditas Internasional, Ini Dampaknya Terhadap Perpajakan dan Anggaran

Faktor pendorong membaiknya PMI Manufaktur Indonesia adalah,  kenaikan produksi selama tiga bulan berturuturut. Hal itu menjadi gabungan tercepat dalam tujuh bulan.

Faktor pendorong lainnya, peningkatan permintaan dan ekspansi pesanan baru pada laju tercepat dalam enam bulan.

Perbandingan PMI Manufaktur Indonesia dengan Negara-negara Asia cukup mencolok. Jika Indonesia naik, sejumlah negara malah mengalami penurunan.

Ini terlihat dari PMI Manufaktur Korea Selatan (49,8 di Juli 2022 menjadi 47,6) dan Jepang (52,1 pada Juli 2022 menjadi 51,5).

BACA JUGA:Upaya Pemkab Muba Sikapi BBM Subsidi, Jelang Harga Naik Gelar FGD, Pj Bupati: Jangan Gaduh

“Peningkatan indeks PMI Manufaktur didorong oleh kenaikan penjualan dari permintaan domestik. Hal ini sebagai tanda bahwa upaya pemulihan ekonomi dari hantaman pandemi telah menunjukkan dampaknya,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, dalam siara pers Kemenperin, pada Kamis, 1 september 2022.

Agus Gumiwang memparkan, selama empat bulan terakhir tekanan inflasi di sektor manufaktur juga berkurang. Ini ditandai dengan kenaikan harga input dan output yang lebih rendah.

Kenaikan indeks PMI Manufaktur Indonesia juga turut andil dalam peningkatan penciptaan lapangan kerja pada bulan Agustus.

BACA JUGA:Nasib Sepasang Kekasih Asal OKU Sumsel Jadi TKI di Laos, Bekerja Sebagai Operator Penipun dan Tak Bisa Pulang

Dengan adanya kenaikan volume pekerjaan baru, terjadi kenaikan jumlah bisnis yang belum terselesaikan pada bulan Agustus.

Laporan menyebutkan bahwa keseluruhan sentimen bisnis di sektor manufaktur Indonesia tetap bertahan positif di tengah harapan akan pemulihan berkelanjutan pada permintaan.

Menanggapi hal tersebut, Menperin kembali mengingatkan perlunya antisipasi terhadap kondisi geopolitik Rusia-Ukraina yang memicu persoalan krisis pangan dan krisis energi. Dua hal ini berpengaruh terhadap pasokan komoditas bagi sektor manufaktur.

BACA JUGA:Kolaborasi BPJS Sumbagsel Dengan Kilang Pertamina Plaju, Berdayakan Kelompok Disabilitas

“Sektor industri manufaktur terus mengalami peningkatan investasi. Saya optimis tren ini akan berlanjut hingga akhir tahun. Karena itu kami upayakan agar hambatan-hambatan investasi yang ada bisa kami atasi,” ujar Menperin.

Selanjutnya, Kemenperin juga bertekad untuk terus memacu konsumsi domestik dengan memastikan produk-produk industri dalam negeri diserap sebesar-besarnya, salah satunya dengan belanja pemerintah melalui program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

BACA JUGA:Ditolak Enam Fraksi DPR, Situasi Jelang Kenaikkan Harga BBM di Palembang, Antrian Kendaraan di SPBU Mengular

“Saya berpesan kepada para pelaku industri untuk terus meningkatkan kapasitas dan utilisasinya, membuat penyesuaian-penyesuaian, dan memastikan perusahaan industri mengambil manfaat dari kebijakan ini,” pesan Menperin.

Ekonom S&P Global Market Intelligence Laura Denman menyebutkan, pertumbuhan yang lebih jelas pada output dan total pemintaan baru menunjukkan kesehatan ekonomi di masa mendatang.

Perusahaan juga menyebutkan kondisi permintaan yang lebih kuat. Tekanan harga akibat inflasi juga diharapkan terus berkurang karena dampak Covid-19 yang terus menurun. Namun begitu, kepercayaan bisnis secara keseluruhan menurun dari posisi bulan Juli. (yui)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: