Dunia Berharap Banyak kepada Indonesia Jaga Kestabilan Ekonomi dan Geopolitik Global

Dunia Berharap Banyak kepada Indonesia Jaga Kestabilan Ekonomi dan Geopolitik Global

RADAR PALEMBANG - Direktur Pelaksana Internasional Moneter Fun (IMF) Kristalina Georgieva, mengungkapkan  dunia berharap banyak kepada Indonesia jaga kestabilan ekonomi dari gonjang ganjing geopolitik global.

Kristalina menyampaikan pernyataan harapan dunia kepada Indonesia itu saat bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor Jawa Barat.  Ikut mendampingi presiden Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Presiden Jokowi menyampaikan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih relatif baik. Itu  terlihat dari stabilnya pertumbuhan ekonomi dan terjaganya inflasi di dalam negeri.

Jika dunia berharap banyak kepada Indonesia cukup beralasan. Saat sejumlah negara  maju dan berkembang ekonominya anjlok, Indonesia jaga kestabilan ekonomi dengan baik di tengah tekanan global.

Menurut Presiden Jokowi, Indonesia relatif sedang baik, dengan inflasi sekitar 4,2% dan  pertumbuhan ekonomi 5,01%. Bila dibandingkan dengan  negara lain, debt to GDP ratio Indonesia sekitar 42%, beberapa negara itu mencapai 100%.

‘’Begitu juga Defisit juga tercatat masih di sekitar 4%, transaksi berjalan 0,5%,” ujar Menko Airlangga, dalam siaran pers, Kemenko Perekonomian, yang diterima media ini, kemarin.

Saat bertemu Presiden Jokowi, Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Krishna Srinivasan ikut mendampingi Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva.

Menurutnya, keberhasilan Indonesia jaga kestabilan ekonomi juga terlihat dari  neraca perdagangan.  Selama 26 bulan terakhir, neraca perdagangan tumbuh positif dan surplus.

Kestabilan ekonomi Indonesia juga terlihat dari cadangan devisa saat ini mencapai US$135 miliar. Hal itu tercapai karena situasi domestik Indonesia relative baik.

Jadi wajar Direktur Pelaksa IMF menyebut dunia berharap banyak kepada Indonesia bila melihat kemampuan Indonesia jaga kestabilan ekonomi. Beberapa negara sudah masuk resesi, namun potensi resesi di Indonesia relatif sangat kecil jika berbanding dengan negara lain, yaitu sekitar 3%,’’ujar Airlangga.

Menurut Airlangga Presiden Jokowi meminta IMF mendukung Presidensi Indonesia dalam gelaran G20.  Presiden juga dengan lugas meminta IMF agar memberikan narasi positif terhadap perekonomian Indonesia di mata investor dunia.

Dengan kenaikan inflasi di beberapa negara dikhawatirkan akan menimbulkan kenaikan tingkat suku bunga global, yang kemungkinan akan juga mempengaruhi keputusan investor berinvestasi di Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menjelaskan terkait penanganan Covid-19, di mana progres vaksinasi Dosis-1 di Indonesia yang sudah lebih dari 90%, dan Dosis-2 sudah di atas 80%. Hal tersebut membuat Indonesia memiliki daya tahan terhadap pandemi Covid-19.

“Indonesia merupakan salah satu negara yang penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonominya sejalan. Presiden Joko Widodo juga bersyukur karena kebijakan yang diambil Pemerintah dan Bank Indonesia seluruhnya sinkron,” jelas Menko Airlangga.

Menko Airlangga mengungkapkan bahwa Direktur Kristalina menganggap penting peran Presidensi G20 Indonesia tahun ini, terutama untuk membantu memberi solusi penanganan konflik di Ukraina.

‘’Dunia berharap banyak kepada Indonesia, khususnya menjelang KTT G20 November 2022 mendatang. Mereka berharap, dengan peran Indonesia tersebut, ke depannya kondisi perekonomian dan politik dunia tidak memburuk,” pungkas Menko Airlangga. (yui)

 

 

 

Sumber: