Habis Migor Langkalah Solar

RADAR PALEMBANG Habis Migor langkalah solar Akankah kelangkaan solar subsidi seperti kelangkaan minyak goreng migor Setelah rakyat lelah mencari dan antri hanya untuk mendapatkan satu liter migor baru pasokan membanjiri pasar dengan harga tinggi Rakyat pun menerima dan tidak protes Harga tinggi tak masalah asal stok tersedia dan mudah mendapatkan Habis migor langkalah solar Apakah ini kesengajaan atau hanya sebuah kebetulan Objek dari migor dan solar berbeda Dampak dari kelangkaan itu juga berbeda Kelangkaan migor paling paling dampaknya hanya pada berkurangnya masyarakat mengonsumsi makanan dari goreng gorengan Meskipun punya dampak ekonomi akan tetapi hanya sebatas pada ekonomi rumah tangga Pengeluaran rumah tangga bertambah tapi hanya terlokalisir pada tambahan biaya untuk membeli minyak goreng migor BACA JUGA Kelangkaan Solar Picu Harga Sembako Gila gilaan Jelang Ramadhan nbsp Sementara dampak kelangkaan BBM khususnya solar dan bio solar bersubsidi jauh lebih sistemik terhadap perputaran roda perekonomian secara umum Solar langka membuat orang harus berlama lama antri di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum SPBU Ini tentu akan menghambat percepatan distribusi barang dan jasa Barang yang seharusnya sampai pada pagi hari menjadi malam hari karena truk lama antri di SPBU untuk mendapatkan solar bersubsidi Lamanya waktu yang terpakai tentu akan menjadi salah satu poin dari pengusaha angkutan barang dan jasa untuk menentukan tarif angkut Ongkos logistik dan distribusi inilah yang akan memicu naiknya harga seluruh barang dan jasa BACA JUGA Anterian Kendaraan Mengular di SPBU Untuk Dapatkan Solar nbsp Akan lebih parah lagi jika pengusaha agkutan barang dan jasa benar benar tak bisa sama sekali mendapatkan solar subsidi Tentu mereka terpaksa terpaksa memakai solar non subsidi yang disparitas harganya mencapai 100 persen Pada kondisi ini seluruh ongkos barang dan jasa akan mengalami kenaikan Selanjutnya harga seluruh barang dan jasa pasti akan mengalami kenaikan juga Solar dan Dilema Pertamina Kelangkaan solar sejak beberapa pekan ini adalah sebuah kesengajaan Artinya Pertamina Patra Niaga sengaja mengurangi suplai solar bersubsidi ke pasar Langkah itu mereka ambil karena kuota solar bersubsidi nyaris jebol Pertanyaannya mengapa pembatasan suplai saat menjelang Ramadhan sehingga menggeret harga bahan pokok naik secara gila gilaan BACA JUGA Kuota Solar Jebol nbsp Berdasarkan data dari Pertamina Patra Niaga untuk wilayah Sumatera Selatan kuota solar dan bio solar tahun 2022 sebesar 522 942 kiloliter Pada tahun 2021 penyaluran solar dan bio solarersubsidi mencapai 544 017 kiloliter Artinya kuota 2022 dengan realisasi tahun 2021 mengalami penurunan yakni 5 persen Sementara itu realisasi suplai solar bersubsidi pada 2022 dari Januari sampai Maret mencapai 126 814 kilo liter Kuota untuk tiga bulan itu hanya 113 185 kiloliter Jadi realisasi suplai solar dan bio solar bersubsidi hingga maret realiasinya 112 persen Secara nasional per Februari penyaluran Solar subsidi telah melebihi kuota sekitar 10 persen Sering dengan mulai menggeliatnya ekonomi permintaan terhadap solar dan bio solar bersubsidi pasti akan meningkat ujar Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting Kamis 24 3 Kondisi itu jelas menjadi dilemma bagi pertamina Permintaan solar subsidi meningkat sementara Solar subsidi yang sudah tersalurkan telah melebih kuota Pada sisi lain harga minyak dunia yang mengalami kenaikan sangat tinggi membuat biaya produksi pertamina meningkat Beban pertamina pun semakin berat Sementara itu pemerintah sudah memutuskan tidak akan menaikkan harga BBM meskipun harga minyak dunia naiknya tinggi Keputusan itu bermakna pemerintah harus menyiapkan tambahan anggaran subsidi dalam APBN Saat harus menambah anggaran untuk subsidi defisit APBN justru sedang dalam kondisi melebar Dengan demikian pemerintah dan pertamina hanya dua pilihan Pertama pemerintah segera menambah kuota solar bersubsidi dan mengalokasikan anggarannya dan segera menyetorkan kepada Pertamina BACA JUGA Permintaan Solar Meningkat Seiring Pelonggaran PPKM nbsp Pasalnya saat ini biaya produksi pertamina meningkat karena harus impor minyak mentah dengan harga tinggi Kuota bertambah anggaran tersedia maka stok dan suplai solar subsidi akan normal kembali Kedua agar persediaan solar bersubsidi tetap normal di lapangan pemerintah bisa menaikkan harga solar subsidi Konsekwensinya adalah para pengusaha angkutan barang dan jasa akan menaikkan tarif angkut mereka Dampak lanjutannya adalah kenaikan harga barang barang dan jasa Dilema pemerintah dan pertamina lainnya adalah menahan atau menaikkan harga BBM bersubsidi Untuk sementara pemerintah memilih menahan tidak menaikkan BBM dan solar bersubsidi Alasannya Kondisi perekonomian yang mulai beranjak pulih dari hataman covid 19 Resikonya adalah memperlebar defisit APBN karena harus menyediakan anggaran subsidi BBM lebih besar Tidak hanya itu menahan harga BBM subsidi tidak naik juga akan menggerogoki keuangan Pertamina Sebaliknya mengambil kebijakan menaikkan harga BBM otomatis akan memukul daya beli masyarakat Industri sedang memulai menaikkan produksinya bisa terancam Sampai kapan keuangan pemerintah dan pertamina mampu menahan BBM bersubsidi termasuk solar tidak naik Sementara harga minyak dunia penuh dengan ketidakpastian menyusul konflik Rusia Ukraina Tinggi harga minyak dunia akan berlangsung dalam waktu yang lama Dalam kondisi ini pemerintah mau tak mau akan mengambil kebijakan menaikkan harga BBM Subsidi Apakah masyarakat akan bereaksi jika pemerintah menaikkan harga BBM termasuk solar bersubsidi Jika belajar pada kelangkaan migor minyak goreng tampaknya publik akan menerimanya Masyarakat akan cenderung rela dengan harga naik tapi stok berlimpah ketimbang harga tidak naik tetapi stok langka di pasar Mungkinkah kelangkaan solar beberapa pekan terakhir adalah kesengajaan Lelahkan dulu rakyat dengan mengantri dan mencari dan kemudian suplay solar berlimpah ke pasar dengan harga baru Melangkakan solar terlebih kemudian naikkan harga BBM bersubsidi Disparitas Harga Solar Subsidi Disparitas harga solar subsidi dan non subsidi sangat jomplang Solar subsidi harganya Rp 5 100 per liter sementara solar non subsidi dengan harga Rp 13 ribu per liter Kondisi ini menggiurkan bagi mafia migas untuk bermain Mafia migas akan mencari cara bagaimana mendapatkan kuota solar bersubsidi Selanjutnya mereka jual ke sektor industri dengan harga dua kali lipat lebih mahal Menyikapi itu Pertamina Dirjen Migas BPH Migas dan aparat penegak hukum melakukan pengawasan ketat untuk mengatasi kelangkaan BBM jenis solar Apalagi seering dengan peregerakan ekonomi industry juga mulai meningkatkan produksinya Ini akan membuat permintaan terhadap solar akan tinggi Harus ada peningkatan pengawasan distribusi solar bersubsidi terutama di SPBU agar pihak yang tidak berhak ikut mengonsumsinya Kendaraan angkutan truk sayur dan pelaku usaha kecil dan mikro lainnya layak mengkonsumsi solar subsidi Namun truk truk pertambangan galian pasir dan lain lain wajib membeli solar non subsidi ujar Anggota Komisi VII DPR RI Eddy Saparno Sekjen Partai Amanat Nasional PAN ini menyebut jika ada SPBU melanggar ketentuan itu harus mendapat sanksi tegas Sanksi bisa merupa penghentian supply BBM solar subsidi sampai dengan pencabutan izin operasi Pengawasan perlu terhadap kendaraan roda empat yang membeli solar subsidi tidak dimodifikasi tanki BBM Eddy Soeparno mendorong adanya evaluasi segera mengenai harga BBM yang menjadi bagian subsidi atau penugasan pemerintah Kajian ini penting untuk menyelamatkan nasib Pertamina yang saat ini menderita kerugian sangat besar Pemerintah tidak mengizinkan pertamina menaikkan harga BBM yang konsumsinya banyak oleh masyarakat seperti pertalite dan solar subsidi Sementara itu keuangan pertamina tertekan oleh naiknya harga produksi akibat tingginya harga minyak dunia pungkas Eddy yurdi yasri nbsp
Sumber: